Malang, tvOnenews.com - Kelangkaan elpiji 3 kilogram di Malang raya juga berdampak di pelaku usaha (perajin) dan produksi tempe di kampung Sanan Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Mardiana, pelaku UMKM di Sanan mengungkapkan, dirinya merasa kesulitan mengakses gas LPG 3 kilogram sejak sebulan belakangan ini.
Dikatakan Mardiana, alih-alih menunggu stok gas yang tak menentu, dirinya memilih untuk mengurangi jumlah produksinya. Setiap hari ia harus membuat keripik lalu dipasok ke bebeberapa toko.
"Biasanya produksi 300 kilogram, sekarang menjadi 200 kilogram. Saya sampai suruh suami kalau keluar bawa tabung gas yang kosong. Jadi, jika sewaktu-waktu menemukan pedagang gas di pinggir jalan, bisa langsung beli," ujar Mardiana kepada awak media, Rabu (26/7).
Kalau pindah ke tabung gas berukuran 5,5 kilogram, Mardiana engan berpindah.
"Harga tabung gas ukuran 5,5 kilogram tersebut jauh lebih mahal. Tidak sebanding dengan ongkos operasional dan produksi," bebernya.
Hal yang sama juga dirasakan Sentot, perajin tempe. Akibat kelangkaan tabung gas LPG 3 kilogram, dirinya berburu tabung LPG 3 kilogram ke luar kampung, namun hasilnya kosong.
"Kalaupun dapat yang bersubsidi, harganya melonjak hingga Rp22 ribu. Dan ada perajin keripik yang tidak berproduksi karena kesulitan mendapatkan LPG," ujar Sentot.
Sentot mengungkapkan, dirinya bersama perajin tempe di Sanan merasakan betapa sulitnya mendapatkan LPG bersubsidi sejak libur Tahun Baru Islam.
Kelangkaan terparah, terjadi sejak dua hari ini. Untungnya, pangkalan LPG memberi jatah pada pelanggan yang perajin tempe. Namun, penjual makanan dan gorengan yang bukan pelanggan pangkalan LPG tidak dilayani. Imbasnya, mereka kebanyakan terpaksa berhenti jualan lantaran tak ada elpiji murah untuk memasak.
"Kebutuhan LPG 3 kilogram untuk menggoreng keripik tempe sebanyak tujuh tabung per hari. Harga Rp18.000 per tabung," ujar Sentot.
Di sentra industri tempe dan keripik tempe Sanan, Malang, ada 530 perajin. Kebutuhan LPG 3 kilogram mencapai 700 tabung per hari. Gas LPG murah diperlukan untuk memasak kedelai dan menggoreng keripik tempe. Proses memasak kedelai bisa selama tujuh jam.
Sedangkan menggoreng keripik sekitar 10 jam dimulai pukul 06.00 WIB memerlukan setidaknya lima tabung elpiji 3 kilogram. Kapasitas produksi keripik di Usaha Dagang Murah Rezeki milik Sri, sekitar 300-400 kilogram per hari.
“Ada perajin memanfaatkan biogas kotoran sapi di RT 05/RW15 hanya untuk 100 kepala keluarga. Perajin lainnya pakai gas dan kayu bakar," imbuhnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Mochamad Baihaqie mengaku, sudah berkoordinasi melalui telepon seluler dengan Ketua Hiswana Higas, Yusuf.
"Penyebab kekosongan LPG 3 kilogram di beberapa lokasi karena meningkatnya permintaan kendati pendistribusian dari Pertamina tidak ada kendala. Itu sebabnya distribusi elpiji 3 kilogram harus tepat sasaran karena elpiji bersubsidi," ujarnya singkat. (eco/far)
Load more