Sebagai seorang anggota Polri, Samsul ingin pertunjukan Reog ditampilkan dalam momen sertijab Kapolresta Sidoarjo tahun 2010. Niat itu akhirnya disetujui oleh pimpinannya. Samsul menggandeng anggota Polri yang juga mempunyai kegemaran yang sama.
"Waktu itu ada kesempatan, acara serah terima Kapolres, saya berikan ide ke anggota polres yang suka seni tradisional. Akhirnya ide saya untuk menampilkan Reog disetujui atasan," imbuhnya.
Dulu, lanjut Samsul, hampir 80 persen anggota Padepokan Singo Menggolo adalah polisi. Namun lambat laun anggota polisi itu mengundurkan diri dari padepokan.
"Akhirnya tinggal saya sendiri. Keluhanya ya ini, orang yang betul-betul ingin melestarikan budaya ya harus punya tekad, harus ikhlas. Apalagi sekarang banyak budaya asing masuk Indonesia melalui media sosial," tutur Samsul.
Pada tahun 2011, Padepokan Singo Menggolo akhirnya mempunyai tempat yang layak dijadikan sanggar latihan. Berlokasi di komplek perumahan Kahuripan Nirwana Village, Sidoarjo.
Ketika pandemi Covid-19 kemarin, kegiatan di padepokan Samsul sempat vakum hampir 3 tahun. Tidak ada latihan maupun pementasan. Hal tersebut membuat anggota padepokan harus memutar otak untuk mencari penghasilan.
"Mereka nekat menjadi pengamen Reog keliling, tapi kasihan sering diusir warga karena PSBB. Maklum lah, mayoritas anggota disini menggantungkan pendapatan dari tanggapan," beber bapak tiga anak ini.
Load more