Gresik, tvOnenews.com - Sungguh ironi, gara-gara ikut melerai guna mencegah amukan massa pada SA, warga yang menjadi korban kasus pengeroyokan, seorang kepala desa di Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, malah dilaporkan polisi. Sang kades yang diketahui bernama Hadi Sanjaya dan merupakan kades Wedani itu dilaporkan karena dituduh ikut memukuli korban amuk massa.
Usai dilaporkan ke polisi, Hadi Sanjaya menyatakan jika dirinya membantah keras bila dituduh ikut-ikutan melakukan pemukulan terhadap SA, warga yang menjadi korban pengeroyokan.
"Justru saya yang melerai dan melindungi SA dari amukan warga yang emosi terhadap dia yang selama ini dianggap berperilaku buruk," tutur Hadi saat dikonfirmasi awak media melalui pesan WhatsApp, Selasa (1/8).
Kekecewaan Kades Hadi itu diungkapkan setelah dirinya juga ikut dilaporkan ke polisi sebagai pelaku pengeroyokan terhadap korban SA (35). SA sendiri merupakan korban kasus pengeroyokan yang dilakukan terduga pelaku KS (35) dan AG (25), kakak beradik yang terjadi pada 26 Juni lalu sekitar pukul 21.00 WIB di Balai Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Gresik.
Peristiwa pengeroyokan bermula ketika terjadi pertikaian antara korban SA dengan dua bersaudara KS dan AG. SA lalu dipukuli dan dikeroyok oleh KS dan AG karena keduanya tersinggung oleh ulah SA yang membleyer gas mobilnya ketika sedang melintas di depan rumah KS.
Mendengar kejadian yang dialami warganya malam itu, Kades Hadi dan warga lalu membawa SA ke balai desa untuk didamaikan dengan kedua pelaku KS dan AG. Upaya mediasi ini dapat berjalan dengan Kades Hadi menjadi penengah. Tujuannya agar kedua belah pihak bisa berdamai dan urusan mereka tidak berlanjut ke aparat penegak hukum.
Namun upaya jalan damai yang digagas Kades Hadi menjadi gagal, karena SA selalu ngotot dan kerap berkata kasar bahkan mengeluarkan sumpah serapah saat kedua belah pihak dipertemukan. Akibatnya warga yang mengikuti mediasi ikut geram dan mereka mulai merangsek masuk untuk menghajar SA.
Warga yang tak terima dengan omongan kasar SA tiba-tiba saja masuk ke ruangan mediasi untuk melampiaskan kegeramannya. Namun sebelum terjadi amuk massa, SA lantas diamankan dengan cara dipindahkan ke ruangan lain.
Di tengah kepanikan itulah, menurut Kades Hadi, kemungkinan salah satu tangannya membentur kepala SA sehingga dianggap ikut memukuli dia.
"Suasana saat itu memang sudah kacau, warga sudah merangsek masuk dan ingin memukuli SA. Dan, kami sebagai mediator sudah kewalahan menahan warga, saya dibantu staf lalu segera mengamankan SA ke ruangan lain agar tidak menjadi bulan-bulanan warga," ungkap Hadi menceritakan.
Suasana baru kondusif setelah aparat dari Polsek Cerme tiba di balai desa, tempat mediasi digelar. SA kemudian dibawa aparat ke Puskesmas Cerme untuk dilakukan pengobatan akibat pengeroyokan dua bersaudara KS dan AG.
Kini kasus pengeroyokan dengan dua pelaku KS dan AG sudah ditangani Unit Reskrim Polsek Cerme.
"Meski ada laporan keterlibatan Pak Kades dari pihak korban, tapi kami tidak bisa serta merta menerima begitu saja karena kami perlu mendalami dan penyelidikan lebih lanjut," ungkap Kanit Reskrim Polsek Cerme, Aiptu Matraji kepada awak media. (mhb/gol)
Load more