Gresik, tvOnenews.com - Pascaviral di media, seorang ibu yang mengamuk terkait pengurusan SIM di Satpas Satlantas Gresik, Kasatlantas Polres Gresik AKP Agung Fitransyah, akhirnya buka suara. Nampak terlihat dalam video berdurasi empat menit 57 detik itu, seorang wanita yang mengaku bernama Marita Sani, protes kepada Kapolri, lantaran anaknya gagal ujian praktik SIM sebanyak 13 kali.
Terkait viralnya video seorang ibu yang marah karena anaknya gagal 13 kali ujian SIM, pihaknya tidak memungkiri jika masih ada pemohon yang gagal ujian praktik SIM, diantaranya anak dari ibu Marita. Oleh karenanya Agung menambahkan, Satlantas memfasilitasi pemohon SIM yang gagal praktik dengan coaching clinic.
"Yang gagal berulang kali kami tawarkan coaching clinic tidak dipungut biaya, gratis. Pemohon SIM proaktif bisa mengikuti program coaching clinic dan banyak pemohon SIM yang akhirnya berhasil," tegasnya.
Menanggapi kenapa dirinya tidak berada di kantor saat akan ditemui ibu tersebut, Agung mengaku, jika saat orang tua pemohon SIM mencarinya, dia sedang mengikuti supervisi di Mapolres Gresik. Saat itu, dia tidak sedang berada di Satpas Polres Gresik.
Seperti dikabarkan sebelumnya, sebuah video seorang ibu di Gresik, tiba-tiba marah dan mengamuk lantaran anaknya sudah sebanyak 13 kali ikut ujian SIM (Surat Izin Mengemudi) namun tidak pernah lulus. Video itupun viral di media sosial. Belum diketahui identitas wanita dalam video itu. Namun sesuai penuturannya, dia bernama Marita dan tinggal di Kabupaten Gresik.
Nampak dalam tayangan video berdurasi empat menitan tersebut, terlihat seorang ibu dengan memakai kerudung warna hijau, mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan SIM di Satlantas Polres Gresik. Ia bahkan mengaku, anaknya tidak lolos ujian SIM sebanyak 13 kali.
“13 kali tidak lulus, saya tidak mau anak saya jadi pemain sirkus setelah lulus uji SIM,” ujarnya dalam video yang di kutip tvOnenews.com, Rabu (2/8).
Ibu itu juga menuturkan, jika sulitnya mengikuti ujian SIM di Satlantas Gresik, bertolak belakang dengan imbauan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Karena nyatanya praktik ujian SIM di lapangan ternyata juga masih sulit.
“Setelah saya tanyakan kepada petugas, mereka mengatakan kalau pernyataan Kapolri sifatnya hanya imbauan, belum ada landasan hukum yang jelas,” tuturnya.
Ibu yang mengaku bernama Marita itu, juga mendukung rencana pembuatan SIM seumur hidup. Hal ini supaya masyarakat tidak dipermainkan aturan seperti ini.
“Kalau mau institusi berubah tidak ada praktik di bawah meja, bapak ya harus merubah aturan mainnya,” pungkasnya. (mhb/far)
Load more