"Jadi alhamdulilah dengan adanya itu saya bisa membeli mobil siaga, mobil siaga itu gratis, BBMnya satu bulan itu habis Rp2,5 juta yang anggarannya dialokasikan dari PAD. Ongkosnya sopir pun dari PAD. Masyarakat yang membutuhkan, gratis tak dipungut biaya sepeserpun," tegas Juwaiminingsih.
Kades yang dikenal ramah itu juga menyatakan, jika tidak jarang ada warga yang memanfaatkan layanan mobil siaga desa untuk berobat ke rumah sakit seperti cuci darah. Sebelum adanya mobil siaga desa, sering ada warga yang mengeluh karena tidak cukup uang untuk sewa mobil saat berobat ke rumah sakit.
"Kalau sewa itu dari sini ke Gresik itu Rp300 ribu. Kalau pakai mobil siaga kan gratis. Kadang yang cuci darah itu seminggu bisa dua kali. Nah berapa itu habisnya kalau warga harus sewa selama dalam sebulan. Sangat membantu sekali mas," sambung Juwaiminingsih.
Sementara itu, dalam pemaparannya, Kajari Gresik, Nana Riana mengatakan, untuk mendukung peningkatan pembangunan fisik di daerah, Presiden Jokowi melalui program 9 Nawa Cita, meningkatan anggaran transfer ke daerah dan dana desa dari tahun ke tahun. Peningkatan alokasi dana desa secara bertahap itu, sekaligus untuk memenuhi amanat UU Nomor 6 Tahun 2017 tentang Desa.
"Satu rupiah pun dana yang digunakan harus bisa dipertanggung jawabkan. Beban negara akan lebih besar jika ada mark up anggaran dalam penggunaanya. Selisihnya itu yang dinamakan kerugian negara," tegas Nana dihadapan para Kades dan perangkat desa.
Tidak hanya menekankan pentingnya penggunaan dana desa dengan baik dan benar, Kajari Nana juga menyinggung perihal penggunaan anggaran dari pendapatan desa yang bisa mengarah pada tindak pidana korupsi.
"Contoh pendapatan dari pajak yang harus nya 10, tapi yang dimasukkan ke negara hanya 5. Ada dobel anggaran, satu kegiatan pembangunan yang dibiayai dari dua sumber," pungkas Nana. (mhb/far)
Load more