Jombang, tvOnenews.com - Kasus mutilasi, polisi telah menaikkan status penyelidikan ke penyidikan dan akan menjadwalkan ulang pemeriksaan saksi-saksi. Diantaranya Kepala Desa Japanan, pencari ikan yang menemukan pertama kali dan petani yang mengaku telah melihat sebuah truk berada di sekitar lokasi penemuan pada saat menjelang subuh.
Di sisi lain, informasi mengenai ciri-ciri mayat yang ditemukan tanpa kepala tersebut agar segera terungkap identitasnya, belum membuahkan hasil. Hingga saat ini belum ada warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya ke polisi.
"Belum. Belum ada yang melapor. Kita berharap ada yang melapor sehingga segera diketahui identitas korban," kata AKP Pranan Kapolsek Mojowarno, Rabu (9/8).
Ungkapan serupa juga disampaikan Junaidi Catur Wicaksono Kades Japanan.
"Belum ada yang lapor ke desa. Tapi mestinya lapornya ke polisi," kata Junaidi.
Guna membantu kepolisian mengungkap identitas korban pembunuhan dengan cara mutilasi tersebut, Relawan Semangat Masyarakat (Semar) Jombang menyebar selebaran dengan cara menempelkan di tempat-tempat umum yang ramai dikunjungi warga. Seperti Pasar Mojoagung dan sejumlah penjual makanan serta penjual jasa.
"Kami membantu kepolisian agar identitas korban segera terungkap," ujar Supriyanto, salah satu relawan Semar.
Selebaran yang disebar relawan Semar tersebut berisi ciri-ciri mayat yang ditemukan di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jumat malam lalu.
Meski kepalanya belum ditemukan, namun mayat telah diotopsi. Hasil autopsi mengungkap, sebelum dimutilasi korban yang teridetifikasi seorang perempuan ini diduga mengalami penganiayaan dengan senjata tajam.
"Ada luka yang sebelum meninggal dan setelah meninggal, ada dugaan mayat mengalami penganiayaan sebelum meninggal," ujar Kasatreskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto dalam jumpa pers Senin lalu.
Lebih lanjut, Aldo mengungkap kondisi mayat yang cukup mengenaskan. Tubuhnya dipotong-potong menjadi beberapa bagian dan dimasukkan ke dalam karung. (usi/hen)
Load more