Malang, tvOnenews.com - Tim dokter RS dr Saiful Anwar (RSSA) melakukan operasi pemisahan bayi kembar Aliyah-Alisa Sabtu (12/8) lalu. Operasi yang pertama kali dilakukan di RSSA ini diperkirakan memakan waktu 10 hingga 12 jam.
Diketahui, bayi kembar siam dengan jenis kelamin perempuan bernama Aliyah dan Aisah asal Pandaan, Kabupaten Pasuruhan itu masih berusia 11 bulan. Bayi yang dilahirkan oleh ibu berinisial S itu mengalami kondisi pelekatan pada bagian perut hingga tulang dada.
"Alhamdulillah, hari ini kami sudah melakukan tindakan operasi separasi atau pemisahan bayi kembar siam," kata dr Bachtiar Budianto, Direktur RSSA Malang, Sabtu (12/8).
Bactiar menyampaikan bahwa operasi pemisahan itu telah disiapkan secara matang dengan melibatkan tim ahli dari RS dr Soetomo Surabaya. Dikatakan, operasi tersebut dilakukan mulai pukul 08.05 WIB hingga 10.10 WIB.
"Tentu operasi pemisahan ada kesulitan. Tapi para dokter ahli dari kami (RSSA Malang) dan RS dr Soetomo sudah menyiapkan semuanya dan Alhamdulillah bisa mengantisipasi kesulitan yang ada," paparnya.
Kini, pihaknya memastikan bahwa kondisi pasien bayi kembar siam itu sudah dalam kondisi stabil. Dia juga menyebutkan bahwa potensi pendarahan dalam proses operasi telah diantisipasi dengan baik.
Tim ahli dari RS dr Soetomo Surabaya, dr Purwadi menambahkan bahwa proses penjahitan pasca operasi dilakukan dengan hati-hati oleh tim bedah plastik.
"Hal terpenting, bahwa bayi ini sudah terpisahkan dengan baik kurang dari 1 jam," ujarnya.
"Ini sesuai prediksi kami, tapi tentu kita tidak boleh jumawa. Kami harus antisipasi semua kemungkinan. Itu semua yang kerjakan tim bedah kembar siam dari RSSA. Kami tim dari Surabaya hanya jaga gawang saja," imbuhnya.
Dia menyebutkan bahwa kecepatan operasi kali ini tak lepas dari peralatan canggih yang digunakan. Operasi ini menggunakan pisau bedah harmonik scalpel yang bisa digunakan untuk pemotongan sekaligus mengantisipasi pendarahan hebat.
"Jadi dengan harmonik scalpel ini kami memotong dinding perut sampai liver itu cepat. Jadi 1 jam sudah pisah. RSSA sudah punya, itu untuk memotong sekaligus menghentikan pendarahan," tandasnya.
Salah satu tim dokter, Satrio Wibowo menambahkan bahwa bayi kembar siam dilahirkan oleh ibu berinisial S.
Bayi itu mengalami pelekatan pada bagian perut hingga tulang dada. Dengan kondisi itu bagian organ hati diduga turut menjadi satu.
"Bayi kembar mengalami pelekatan pada bagian perut hingga tulang dada. Dengan kondisi itu bagian organ hati diduga turut menjadi satu.
"Bayi kembar siam ini berusia 11 bulan. Bagian yang sambung adalah perut sampai tulang dada. Begitu juga organ hati, meskipun masing-masing punya tapi menjadi satu," imbuhnya.
Dokter spesialis anak ini menuturkan bahwa sang ibu melahirkan bayi kembar siam ini di RSSA pada 15 September 2022 lalu setelah sebelumnya dirawat di RSUD Bangil saat usia kandungan 7 bulan.
"Proses persalinannya disini (RSSA), awalnya adalah pasien rujukan dari RSUD Bangil. Di usia kandungan 7 sudah diketahui ada kelainan saat proses USG," tuturnya. (eco/gol)
Load more