“Saksi banyak, anak-anak sampai guru semua ada. Habis itu saya turun pulang. Karena teman-teman, utamanya teman yang perempuan nangis-nangis karena takut. Saya biasa saja, bukan lari, tapi jalan kaki biasa saja. Karena saya merasa tidak bersalah,” beber Rozaq.
Kejadian itu bermula saat korban tengah mendampingi siswa-siswa dalam acara perkemahan yang diadakan di halaman sekolah.
Sekitar pukul 21.00 WIB, terlapor yang tiba-tiba datang dan langsung memaki dan menunjuk nunjuk korban dihadapan peserta perkemahan.
Abdul Rozaq mengatakan, sebelum menerima tendangan, ia diminta untuk keluar dari ruangan oleh terlapor. Ia pun menuruti permintaan tersebut. Nahas, ia malah menerima perlakuan tak mengenakan tersebut.
Disinggung terkait permasalahan yang melatarbelakangi penendangan terhadap dirinya, Rozak mengatakan kalau terduga pelaku menduga dirinya karena perihal perekrutan salah satu guru.
Dirinya dianggap tidak melakukan koordinasi dengan kepala sekolah (terduga pelaku) terkait proses penerimaan guru. Sementara itu, proses perekrutan tersebut dilakukan oleh salah satu operator BOS pada Maret lalu.
Tak berangsur lama, pada Juli 2023 lalu, SMPN 5 Singosari Satu Atap telah menerima beberapa lamaran dan melakukan wawancara. Saat sudah medapatkan kandidat, Rozaq bermaksud memberitahu Anas, namun ia tidak ada di lokasi.
Load more