Banyuwangi, tvOnenews.com – Minimnya armada kapal rute Ketapang, Banyuwangi ke Lembar, Lombok memantik reaksi para sopir logistik. Mereka meminta tambahan kapal agar penyeberangan bisa lancar. Selama ini, para sopir harus rela menunggu hingga berhari-hari agar bisa menyeberang.
Dampak lainnya, muncul gejolak dari para sopir akibat pembengkaan biaya operasional. Lalu, terlambatnya pengiriman logistik.
“Dari fenomena ini, kami mengajukan permohonan penambahan armada kapal dari Banyuwangi ke Lombok,” kata perwakilan sopir logistik Banyuwangi, Slamet Barokah, Selasa (15/8).
Selama ini, jalur penyeberangan Banyuwangi–Lombok dilayani di dua titik. Masing-masing, Pelabuhan Ketapang di bawah kendali ASDP dan Pelabuhan Tanjungwangi yang dioperasikan Pelindo.
Dari Pelabuhan Ketapang, sedikitnya tujuh kapal yang melayani rute panjang tersebut. Masing-masing, KMP Jatra II, KMP Jambo 10, KMP Trimas Laila, KMP Tunu Pratama Jaya, KMP Dharma Ferry 9, KMP Marisa Nusantara dan KMP Paramakalyani. Namun, dalam waktu dekat, KMP Jatra II dan KMP Jambo akan diperbantukan di jalur Jangkar, Situbondo-Lombok. Sehingga, hanya tinggal lima armada kapal yang akan beroperasi. Lalu, jika ada kapal yang doking, jumlah armadanya langsung berkurang.
Sementara itu dari Pelabuhan Tanjungwangi hanya dilayani tiga kapal. Masing-masing KMP Mutiara Barat, KMP Mutiara Sentosa dan KMP Mutiara Persada. Penyeberangan dari Banyuwangi banyak diminati para sopir lantaran lebih menguntungkan. Mulai dari hemat bahan bakar hingga terjaminnya keselamatan. Sebab, para sopir tinggal menumpang kapal selama 12 jam dan bersandar di Lombok. Berbeda dengan jalur darat yang harus melalui Bali. Resikonya jauh lebih besar. (hoa/far)
Load more