Banyuwangi, tvOnenews.com – Selain destinasi wisata, Kabupaten Banyuwangi menawarkan produk olahan pertanian yang memikat. Salah satunya, gula merah organik. Makanan olahan ini dikembangkan di Desa Kluncing, Kecamatan Licin. Desa ini dikenal sebagai penghasil gula merah berkualitas. Bahan dan proses pembuatannya dijamin asli, alami.
Terletak di lereng Gunung Ijen, Desa Kluncing memiliki banyak kebun aren. Letaknya di ketinggian sekitar 500 mdpl. Mayoritas penduduknya adalah petani. Namun, sebagian mengandalkan pohon aren untuk mata pencaharian. Mereka memanfaatkan nira sebagai bahan baku gula merah. Rasa gula merahnya lebih gurih. Apalagi, murni tanpa kimia dan pengawet.
“Gula aren ini sudah menjadi kerajinan turun temurun. Sejak tahun 2012, kami mendapatkan sertifikat organik,” kata Sholeh, salah satu perajin gula aren, Rabu (16/8).
Sertifikat organik ini diperoleh dengan penilaian yang ketat. Proses pengolahan mulai hulu hingga hilir harus dipastikan bebas kimia, sehingga dipastikan murni organik. Karena berbahan alami, gula aren Desa Kluncing bisa mendapatkan sertifikasi ini.
Para perajin tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Bukit Hijau. Total anggotanya 30 perajin gula aren. Dalam sebulan, mereka mampu memproduksi hingga 5 ton gula merah aren organik. Pemasarannya merambah sejumlah kota di Jawa Timur. Mulai Malang, Surabaya dan Situbondo.
Proses pembuatan gula aren dimulai dari mengumpulkan nira. Desa ini memiliki sedikitnya 1.500 pohon yang tumbuh alami. Ada juga, sekitar 400 pohon aren yang ditanam di kebun warga. Masing-masing petani bisa memproduksi sekitar 20 liter nira aren per hari. Mereka menyadapnya pada pagi dan sore hari. Nira hasil sadapan kemudian dikumpulkan.
Proses produksi gula aren dilakukan tiga hari sekali. Setiap produksi, perajin mengolah sekitar 50 liter nira. Dari jumlah ini bisa menghasilkan sekitar 17,5 kilogram gula. Untuk memastikan hasil sadapan tetap alami, perajin menggunakan pupuk organik untuk pohon nira. Pupuk ini dibuat dari kotoran kambing milik petani.
Load more