“Kami ini siswa sekolah kejuruan yang membutuhkan fasilitas pendukung untuk praktek belajar yang sesuai dengan bidang kejuruan kami. Tapi di tempat ini kami tidak ada fasilitas pendukung, karena semua ada di gedung sekolah lama, yang sekarang digembok itu,” ujar Ryan Asmara.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Prapanca 2 Surabaya, Gugus Legowo mengatakan saat ini pihaknya memamang masih nebeng. Total ada sekitar 150 siswa yang membutuhkan pengembangan. Karena ini sekolah SMK yang membutuhkan pembelajaran yang betul komprehensif, mengaktualisasikan keahliannya.
“Tapi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena sarana prasarana tidak mempunyai hal yang selayaknya. Bagaimana kita melakukan proses pembelajaran yang benar,” ucap Gugus Legowo.
Langkah pihak sekolah ke depan?
“Saya berharap pihak-pihak terkait yang mengerti hal ini, kami sebagai pelaksana pendidikan melaksanakan pendidikan aja. Tapi pihak-pihak terkait harusnya mereka peka, khususnya dinas-dinas terkait harus ikut membantu menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
“Para siswa siswi ini adalah anak bangsa, masak di Surabaya ini yang kota besar tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini. Saya minta dinas terkait ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan yang seharusnya adalah milik hak yang benar, tetapi salah satunya adalah anak bangsa ini butuh belajar yang lebih komprehensif,” paparnya, dengan nada priharin.
Penggembokan gerbang sekolah dan terusirnya para siswa siswi tersebut, buntut dari perselisihan pihak yayasan dengan mantan kepala sekolah yang mengklaim gedung sekolah merupakan aset miliknya. Karena itu, Soewandi dan sejumlah pengurus kemudian mendirikan yayasan baru untuk mengelolah sekolah ini.
Load more