Padahal, pelabuhan miliknya sangat standar bagi kapal ikan bertonase 100-200 GT. Pelabuhan ini juga menyumbangkan Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP) cukup besar, bahkan nomor dua nasional. Namun, dengan terbitnya Kepmen baru, kapal-kapal ikan tetap bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi yang berdekatan dengan kapal barang.
"Investasi kami membangun dermaga juga besar, sekitar Rp400 miliar. Belum perawatan dan operasional. Izinnya juga lengkap," tegasnya.
Pihaknya berharap Syahbandar Pelabuhan Perikanan bisa bijak menyikapi kondisi ini. Artinya, ketika cuaca memang sudah membaik, kapal-kapal dikembalikan bersandar di Pelabuhan Masami. Apalagi, pelabuhan ini menjadi perintis Pelabuhan Perikanan yang diizinkan Kementerian Perikanan Kelautan. Fasilitas yang disediakan juga memadai.
Terpisah, Syahbandar Pelabuhan Perikanan Masami dan Pelabuhan Muncar, Wahyu Feri Wibowo memastikan kapal-kapal ikan yang mendarat di Pelabuhan Tanjungwangi hanya bersifat sementara. Hal ini dipicu cuaca yang belum aman.
"Posisi Pelabuhan Tanjungwangi berada di dalam selat, jadi lebih aman. Kalau Pelabuhan Masami lokasinya di mulut teluk, jadi masih berbahaya. Kapan hari ada bolder kapal yang pecah akibat ombak tinggi," katanya.
Menurutnya, jika cuaca normal, kapal-kapal ikan akan dikembalikan berlabuh di Pelabuhan Masami.
"Pelabuhan Masami ini juga masih tahap uji coba mulai Januari lalu. Ternyata memang bisa untuk kapal ikan," tegasnya. (hoa/far)
Load more