Surabaya, tvOnenews.com - Nasib 97 siswa siswi SMK Prapanca 2 Surabaya yang terusir dari sekolahnya sampai saat ini masih belum jelas. Mereka masih terkatung-katung di tempatnya belajar sementara, pasca pintu gerbang sekolahnya digembok oleh mantan Kepala Sekolah, Soewandi, yang mengklaim memiliki aset sekolah SMK Prapanca 2 Surabaya.
Meski Dewan Pendidik Jawa Timur mendatangi sekolah SMK Prapanca 2 di Jalan Taman Intan Nginden Timur 1 No 20, Surabaya untuk memantau langsung para siswa yang sementara mengungsi di Kampus STIKOSA AWS, namun sampai hari nasib anak-anak tersebut masih belum jelas.
“Kami tidak tahu apakah bisa kembali ke sekolah, atau masih lama lagi kami harus belajar di tempat ini. Kami semua di sini tetap ingin kembali di sekolah sendiri, karena disana fasilitasnya sudah ada semua,” ujar salah seorang siswi, saat jam istrirahat sekolah.
”Saya ini siswa Jurusan Broadcasting. Memang kami ada kamera, lampu atau lighting tapi kami ingin ruang untuk praktik. Di tempat ini kami tidak ada tempat praktik pendukung belajar kami. Kalau di sekolah kami yang dulu ada ruangannya, cukup besar, sehingga kami bisa berekspresi disitu,” tambah Ryan, salah satu siswa Jurusan Brodcasting.
Pintu gerbang SMK Prapanca 2 Surabaya digembok oleh mantan Kepala Sekolah
Memang, sejak awal bulan Agustus lalu para siswa siswi SMK Prapanca 2 ini tidak bisa belajar dengan baik. Selain mereka harus menumpang ke ruang kelas STIKOSA AWS, fasilitas pendukung belajar mengajar juga tidak ada. Hal ini karena pintu gerbang mereka digembok dan tertutup rapat bagi para siswa ini belajar disana. Hal ini bunut dari konflik antara Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur dengan Mantan Kepala Sekolah SMK Prapanca 2, Soewandi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Prapanca 2, Gugus Legowo saat ini tidak ada perkembangan siginifikan terhadap nasib para siswa yang nebeng di ruang kelas STIKOSA AWS, yang masih yayasan dengan SMK Prapanca.
“Belum ada pak. Ini kami masih mengupayakan. Progres apa yang harus saya kerjakan kami masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak, agar-agar anak-anak ini bisa kembali belajar di sekolah yang dulu,” ungkap Gugus Legowo, Kepala Sekolah SMK Prapanca 2.
Hinggi kini, pasca didatangi anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur, Ali Yusa, masih belum ada pembicaraan lagi. Termasuk bagaimana penyelesaian lewat Restorasi Justice Dinas Pendidikan Jawa Timur, yang dimediasi Dewan Pendidikan.
“Belum ada pembicaraan lebih jauh atau teknisnya seperti apa masih belum ada. Begitu juga pembicaraan dengan kubu Soewandi juga belum dilakukan,” ujar Gugus.
Padahal, pihaknya sudah meminta bantuan sejumlah steakholder dan Pemerintah Kota Surabaya maupun Pemprov Jawa Timur untuk menyelesaikan persoalan ini. Bahkan Gugus mengaku sudah menyurati Dinas Pendidikan terkait permasalah tersebut.
“Ya kami berharap persoalan ini bisa segera selesai karena kami para guru di sini merasa kasihan dengan para siswa yang belajar kurang maksimal. Kami ini sekolah kejuruan tapi fasilitas praktiknya tidak ada di sini. Semuanya (tempat prakteik) ada di sekolah SMK Prapanca 2,” tandasnya.
Sementara itu, sampai kini pihak kubu mantan Kepala Sekolah SMK Prapanca 2, Soewandi masih belum bisa ditemui awak media untuk meminta konfirmasi terkait permasalahan ini, yang mengorbankan masa depan para siswa-siswi penerus bangsa. (msi/gol)
Load more