Sampang, tvOnenews.com - Ratusan pedagang Pasar tradisional Srimangunan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pemkab Sampang. Awalnya berlangsung damai, namun di pertengahan demo, massa terlibat ricuh dengan polisi.
Langkah para pendemo dilakukan karena ia merasa kesal bercampur emosi karena Bupati Sampang Slamet Djunaidi yang ia tunggu selama berjam-jam ternyata tidak kunjung datang ke tengah masyarakat. Aksi unjuk rasa dilakukan guna Bupati Sampang Slamet Djunaidi, membatalkan Surat keputusan (SK) tentang relokasi pedagang Srimangunan ke Pasar Margalela.
"Kami telah bertahan berjam-jam di sini, guna Bupati Sampang, untuk membatalkan Surat Keputusan (SK) tentang relokasi para pedagang. Tapi tidak kunjung ditemui. Waktu itu masyarakat tensinya sudah naik dan masuk untuk bertemu Bupati Sampang," kata Moh. Ikhsan Budiyono, Sekretaris Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Lanjutnya, relokasi pedagang Pasar Srimangunan rencananya akan dipindah tanggal 28 Agustus nanti, ke Pasar Margalela.
"Rencana pedagang di Pasar Srimangunan blok C akan direlokasi pada tanggal 28 Agustus 2023 nanti ke Pasar baru Margalela," tuturnya.
Ia mengatakan, meski tidak ditemui Bupati Sampang, sejumlah perwakilan melakukan musyawarah dengan para pejabat daerah Sampang termasuk dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sampang.
Hasil pertemuan tersebut telah menghasilkan bahwa relokasi pedagang Pasar Srimangunan sementara ditangguhkan. Meski dalam pertemuan di kantor perintah ditemui perwakilan pemerintah yaitu sekda, namun ia merasa kecewa karena bupati tidak bisa menemui langsung.
“Karena bupati emang tidak ada di daerah, tapi telah diwakili oleh sekda keputusannya," terangnya.
Pihaknya berharap agar Bupati Sampang benar memperhatikan para pedagang Pasar tradisional Srimangunan.
Setelah adanya kesepakatan tersebut, para pedagang akhirnya membubarkan diri secara damai. Namun ia mengancam akan kembali berunjuk rasa bila tuntutan mereka diabaikan. (fds/far)
Load more