Surabaya, tvOnenews.com - Warga kampung Teluk Nibung dan Teluk Betung di wilayah Tanjung Perak Surabaya berlarian, berhamburan saat sirene pertanda kebakaran di depo Pertamina Tanjung Perak Surabaya meledak akibat kilang atau terminal BBM nomer 5 terbakar.
Sekedar diketahui, simulasi ini mengantisipasi keadaan kedaruratan seperti peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang terjadi 3 Maret lalu.
Dalam simulasi tersebut ditemukan sejumlah kendala, terutama akses jalan dan kabel PLN yang semrawut, menjadi evaluasi dalam simulasi kebakaran Depo Pertamina Surabaya yang dilakukan Selasa (29/80. Dalam evaluasinya, mobil pemadam kebakaran kesulitan masuk ke perkampungan padat penduduk karena semrawutnya kabel tersebut.
Dua unit mobil pemadam kebakaran butuh waktu sekitar empat menit, terhitung dari Jalan Raya Perak Barat menuju perkampungan padat penduduk Jalan Teluk Betung, yang berada di selatan Depo Pertamina, hanya berjarak puluhan meter.
Wasis Sutikno, Kepala Bidang Pemadam Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya menyebut, standarnya minimal ketinggian kabel 4 meter dari permukaan tanah sehingga mobil petugas bisa melaju cepat.
“Ada enam titik kabel yang kita naikkan manual. Minimal empat meter tingginya. Tadi itu tiga meter. Andai gak ada kabel (semrawut) penanganan DPKP lebih cepat misal radiasi panas, kita datang awal bisa meminimalisir. Kilang terbakar itu lama kalau empat menit, rumah bisa nyala api meski tanpa tersulut,” beber Wasis usai simulasi, Selasa (29/8).
Sementara Buyung Hidayat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya menyebut, simulasi penting dilakukan untuk warga, karena lokasi permukiman berhimpitan dengan depo.
“Yang ditekankan petugas BPBD ke masyarakat, pertama kenali indikasi sedini mungkin, lalu telepon 112. Kedua, bisa evakuasi mandiri dan ingatkan para kelompok rentan di masyarakat,” jelas Buyung.
Simulasi rutinan ini, menurut Taufiq Kurniawan selaku Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, dilakukan setahun dua kali.
“Ini pertama kali setelah pandemi ditiadakan karena tidak boleh ada kegiatan keramaian,” ucapnya.
Kebakaran disimulasikan muncul dari tangki 53 yang paling dekat dengan permukiman warga, sebelah selatan depo.
“Titik kumpul disini (berjarak sekitar 300 meter dari permukiman yang berbatasan dengan tangki 53) sudah diperkirakan paling aman,” tambahnya.
Selain melatih evakuasi mandiri warga, lanjut Taufiq, simulasi juga untuk memastikan semua Standar Operasional Prosedur (SOP) Integrated Terminal Surabaya berjalan.
“Prosedurnya kita lakukan pengecekan dengan gas detector ketika tahu kandungannya, lalu harus dilakukan langkah selanjutnya, setelah itu bila dideclare ternyata timbul api maka kita lakukan sirine. SOP dari damkar sekitar tujuh menit, jadi sudah sangat bagus penanganan pasca kejadian,” tandasnya.
Kebakaran berasal dari ledakan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) di area depo. Total ada 19 orang meninggal dan puluhan lainnya luka, serta ratusan warga mengungsi. (zaz/hen)
Load more