Trenggalek, tvOnenews.com — Puluhan warga yang tergabung dalam forum Peduli Desa Bogoran meluruk kantor Desa Bogoran, Kecamatan Kampak. Mereka menuntut pemecatan seorang perangkat desa berinisal A-N yang diduga hamil di luar nikah.
Perangkat Desa Bogoran tersebut disinyalir dihamili oleh seorang Kades asal Kecamatan Karangan berinisal H. Warga mengaku resah atas peristiwa tersebut meluruk kantor desa dan meminta perangkat desa tersebut dipecat dari jabatanya.
Koordinator aksi, Nursalim mengatakan aksi ini bermula ketika warga mendapatkan informasi bahwa perangkat Desa Bogoran berinisal A-N hamil di luar nikah.
"Kami prihatin dan geram karena merasa desa yang kami cintai telah tercoreng akibat perbuatan salah satu perangkat," ucapnya.
Aksi ini bertujuan untuk meminta kejelasan kepada Kades Bogoran terkait kebenaran informasi tersebut.
"Hasilnya kades tadi membenarkan bahwa perangkat desa berinisal A-N hamil di luar nikah. Oleh karena itu, kami menuntut agar perangkat desa yang hamil di luar nikah segera dipecat," imbuhnya.
Warga pun meminta agar pihak desa segera ditindak lanjut. Jika kasus tersebut tidak segera ditindak lanjut, warga juga meminta agar Kades Bogoran mengundurkan diri dari jabatanya.
Sementara itu, Kades Bogoran, Ihsanuddin membenarkan bahwa memang perangkat desa berinisal A-N berasal dari Pemdes Bogoran.
"Berdasarkan pengakuan A-N dia dihamili oleh Kades di Kecamatan Karangan yang berinisial H. Namun pengkuan dari A-N dia sudah dinikahi oleh H secara siri,” ujarnya.
Saat ini, kondisi kehamilan perangkat desa belum cukup terlihat dari kasat mata. Selain itu, sampai saat ini perangkat desa berinisal A-N masih berstatus aktif dan tetap bekerja seperti biasa.
Disisi lain, ternyata perangkat Desa Bogoran berinisal A-N masih berstatus single. Sedangkan kades di kecamatan karangan berinisial H sudah memiliki istri sah.
Ihsanuddin mengungkapkan bahwa tuntutan dari warga akan segera ditindak lanjuti, pihaknya juga akan mendalami kasus tersebut secara hukum serta berkoordinasi dengan Camat Kampak.
Aksi unjuk rasa tersebut akhirnya bubar setelah dilakukan dialog dengan pihak desa, untuk mencari solusi atas peristiwa tersebut. (asn/gol)
Load more