“Ini pengalaman pertama saya tampil dengan suhu ekstrem. Saking dinginya, sangat sulit untuk meniup suling. Bahkan jari-jari juga ikut kaku,” jelas Istiqamah.
Namun, saat beberapa hits lagu pusakata dilantunkan, seperti resah, ruang tunggu, kehabisan kata, larung, di seberang sana hingga untuk perempuan yang sedang dalam pelukan, dinginnya suhu malam itu serasa sirna, saat semua penonton ikut histeris dan larut dalam alunan lagu yang sangat apik disajikan. Lagu yang menjadi andalan Pusakata Band ini, mampu membawa penonton terhanyut dalam lantunan irama musik genre.
“Lagu ini memang menjadi idaman para anak muda yang sedang gelisah dan tidak ada kata-kata. Dan satu lagi, selama kami manggung, disini lah tempat paling ekstrem, suhunya sampai 8 derajat,” imbuhnya.
Salah satu penonton konser, Kirana mengatakan, sejak sehari sebelumnya ia sudah menginap di kawasan Ranu Pani, untuk melihat gelaran Mahameru Akustik terutama Pusakata. Selain ingin menikmati sajian musik di Amphitheater Ranu Pani, ia juga ingin mengambil foto dan video penampilan dari Pusakata, demi untuk koleksi pribadi dan diunggah ke media sosialnya.
“Begitu dengar ada event ini, saya langsung cari tahu gimana supaya bisa nonton langsung. Saya bersama teman-teman dari Surabaya, nginap sejak kemarin (1/9). Sengaja datang lebih awal, biar puas menikmati keindahan desa wisata Ranu Pani ini dan terutama ingin lihat penampilan pusakata secara langsung. Semoga tahun depan bisa kesini lagi,” pungkas Kirana. (wso/gol)
Load more