Banyuwangi, tvOnenews.com – Karamnya kapal ikan yang menewaskan empat orang di perairan Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi mengingatkan kenangan buruk di kawasan ini. Sejak lama, perairan Grajagan dikenal ganas. Hampir setiap tahun memakan korban. Ketika cuaca buruk, ombak besar selalu menerjang perahu nelayan.
“Perairan Plawangan ini memang dikenal ganas. Sering memakan korban ketika kapal hendak berangkat maupun pulang melaut,” kata Kapolsek Purwoharjo AKP Budi Hermawan, Jumat (8/9) siang.
Meski ombaknya ganas, nelayan tak pernah jera mengarunginya. Bahkan, di kawasan ini menjadi pusat pendaratan kapal ikan cukup besar di Banyuwangi selatan. Di sepanjang perairan ini juga terdapat perkampungan nelayan dengan penduduk yang cukup padat. Hampir seluruhnya menggantungkan hidup dari melaut. Bagi nelayan setempat, perairan Plawangan tak hanya dikenal ganas. Namun, juga keramat. Kepercayaan ini didasarkan seringnya kecelakaan laut di perairan ini.
Dikenal dengan Plawangan karena posisinya mirip pintu gerbang. Perairan ini berbentuk cekungan. Kanan kirinya dibatasi deretan batu karang. Bentuknya yang cekung, membuat gelombang tak bisa pecah lepas. Namun, mengumpul. Sehingga, memicu kerasnya empasan ombak. Fenomena ini membuat nelayan harus berhitung ketika melintasinya.
“Dari pengalaman yang terjadi, kecelakaan laut selalu terjadi di perairan Plawangan ini,” tegas Budi.
Sebelumnya, sebuah kapal ikan karam setelah diterjang ombak di perairan Plawangan, Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Rabu (6/9) dini hari. Empat kru kapal tewas, tiga lainnya dinyatakan hilang. Kapal nahas itu bernama lambung Mekar Jaya. Kapal ini membawa sekitar 27 anak buah kapal (ABK).
Saat kejadian, sekitar pukul 00.00 WIB, kapal hendak merapat ke dermaga Grajagan usai berburu ikan. Nahas, ketika melaju di perairan Plawangan, ombak besar menerjang. Akibatnya, kapal tak terkendali, lalu tenggelam. Seluruh ABK ikut hanyut. Empat kru kapal yang meninggal masing-masing, Sukar (60), asal Purwoharjo, Sumarno (60), asal Muncar, Toso (55), asal Srono dan Wakik (35), asal Jember. Keempatnya ditemukan tenggelam di sekitar lokasi kejadian. Dari keempat kru yang ditemukan meninggal, satu diantaranya adalah nahkoda kapal bernama Sukar. Pria ini ikut tergulung ombak ketika kapal yang dinahkodainya terbalik. (hoa/far)
Load more