Lumajang, tvOnenews.com - Panasnya terik matahari tidak menyurutkan semangat ribuan orang untuk berkumpul di Lapangan Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (10/9).
Sejak mentari menyingsing dari ufuk timur, ribuan orang ini telah berada di sekitar lapangan untuk merayakan festival banjir tahu.
Entah berapa banyak tahu yang dihasilkan para perajin tahu di Desa Kunir Kidul untuk merayakan festival banjir tahu tahun ke lima ini. Yang jelas, jumlahnya lebih dari ratusan ribu biji tahu.
Paling menonjol dan ditunggu-tunggu tentunya adalah gunungan tahu raksasa berbentuk Jaran Kencak dan Penari Topeng Kaliwungu.
Untuk diketahui, Jaran Kencak dan Tari Topeng Kaliwungu merupakan warisan budaya tak benda yang dimiliki oleh Kabupaten Lumajang.
Tinggi gunungan tahu ini 6 meter, dan memiliki lebar nampan 3 meter dengan panjang 4 meter.
Untuk membuat replika Jaran Kencak dan Penari Topeng Kaliwungu, dibutuhkan 25 ribu biji tahu goreng dengan berat mencapai 2,1 ton.
Tahu raksasa dan ratusan tumpeng tahu berukuran lebih kecil ini kemudian diarak keliling Desa Kunir Kidul dengan jarak tempuh lebih dari 4 kilometer sebelum akhirnya berkumpul di lapangan desa.
Saking beratnya, tahu raksasa ini harus diangkat oleh 50 orang laki-laki dewasa dengan kompak.
Setiap 10 langkah, pembawa gunungan tahu ini harus berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Tidak heran, proses arak-arakan gunungan tahu raksasa ini memakan waktu lebih dari 6 jam sampai ke tempat tujuan.
"Berat, tapi seru karena kompak, 10 langkah berhenti, kalau gak gitu gak kuat. Sulitnya banyak kabel jadi harus ada yang angkat kabel biar gak kena tahunya," kata Ilham salah seorang pembawa gunungan tahu raksasa.
Kepala Desa Kunir Kidul, Drajat Ali Fatoni mengatakan, untuk membuat replika Jaran Kencak dan Penari Topeng Kaliwungu ini dibutuhkan waktu 10 hari untuk membuat kerangkanya.
Sedangkan, 25 ribu tahu yang dipasang digoreng dalam waktu sehari semalam sebelum acara arak-arakan dimulai.
Tujuannya, agar tahu-tahu ini bisa dikonsumsi warga dan sebagian bisa diolah lagi untuk lauk di rumahnya.
"Total 10 hari buatnya, kalau tahunya ibu-ibu goreng itu sampai 24 jam gantian," jelasnya.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyebut, festival banjir tahu kali ini merupakan yang paling meriah selama 5 tahun ia menjabat sebagai bupati.
Ia juga menetapkan festival banjir tahu di Desa Kunir Kidul sebagai agenda tahunan Kabupaten Lumajang dan akan ditingkatkan menjadi agenda Provinsi Jawa Timur.
"Ini tahun ke 5 dan ini meriah sekali, karena kita selama 4 kali gelaran terus evaluasi. Sekarang ini telah jadi agenda tahunan Pemkab. Kami berharap bisa jadi agenda Provinsi bahkan nasional," pungkasnya. (wso/gol)
Load more