Banyuwangi, tvOnenews.com – Bencana kebakaran menghantui Banyuwangi. Hanya dalam waktu seminggu, sedikitnya empat kebakaran lahan melanda kabupaten ini. Meski tak ada korban jiwa, peristiwa ini cukup meresahkan. Pasalnya, lahan yang terbakar selalu berdekatan dengan perumahan dan perkampungan.
Kasus serupa kembali muncul, Jumat (8/9) malam, sebuah lahan kosong di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, mendadak dilalap api. Lahan ini juga ditumbuhi ilalang. Naiknya suhu udara membuat api dengan cepat menyebar. Kebakaran juga nyaris masuk ke perkampungan warga. Beruntung, api berhasil dijinakkan dengan cepat.
Kebakaran lahan berlanjut pada Sabtu (9/9) siang. Bekas lahan tebu di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo mendadak terbakar. Api berkobar dengan cepat akibat angin dan naiknya suhu udara. Kebakaran berhasil diredam setelah petugas pemadam mengerahkan sejumlah mobil pemadam.
Terbaru, kebakaran lahan melanda lahan kosong di dekat Perumahan Gedong Kertosari, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi. Lahan yang tak jauh dari perumahan mendadak terbakar. Lahan ini juga ditumbuhi ilalang yang mengering.
Tingginya kasus kebakaran lahan di Banyuwangi ternyata dipicu musim kemarau. Versi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, saat ini adalah puncak musim kemarau. Sehingga, cukup rawan terjadinya kebakaran lahan.
“Saat ini memang puncak musim kemarau. Penyebabnya, angin musiman atau angina monsoon dari Australia membawa dampak pengurangan curah hujan dan kelembaban di Indonesia, termasuk Banyuwangi,” kata Prakirawan BMKG Banyuwangi Fredi Dwi Kurniawan, Senin (11/9) siang.
Puncak kemarau ini diprediksi akan berlangsung mulai awal hingga akhir September. Setelah itu, akan mulai memasuki musim hujan. Di Banyuwangi, musim hujan awal akan melanda di kawasan Banyuwangi barat. Mulai Kecamatan Songgon, Kalibaru dan sebagian Pesanggaran.
Selama puncak kemarau, BMKG mengimbau masyarakat waspada. Sebab, cukup rawan terjadinya kebakaran dan kekeringan.
“Masyarakat sebaiknya lebih berhati-hati. Terutama ketika beraktivitas dengan api. Musim kemarau cukup rawan terjadinya kebakaran,” tegasnya. (hoa/far)
Load more