“Benar, namun itu bukan karena faktor alam ya, karena itu karena faktor parasut yang digunakan adalah parasut paramotor,” kata Samsul di lokasi.
Samsul mengatakan, sebelumnya pihaknya telah mengingatkan baik kepada atletnya maupun manajernya untuk tidak menggunakan parasut paramotor dan memakai parasut standar untuk paralayang, namun pihak manajer mengaku telah mencobanya dan dianggap layak terbang sehingga tetap memakainya.
“Jadi kami kemarin sudah mengingatkan untuk tidak dipergunakan, harusnya tadi bisa terbang normal, namun begitu anginya kecil dianya langsung drop dan tidak bisa landing di tempatnya,” imbuhnya.
Ditegaskan, sebelum menerbangkan para atlet, tim panitia telah memakai Standar Operasional (SO) mulai mengukur kecepatan angin maksimal 15 kilometer per jam, parasutnya layak terbang atau tidak.
“Yang jelas faktor insiden itu adalah alatnya bukan alam,” pungkasnya.
Tim rescue dan tim kesehatan yang stand by pun langsung melakukan evakuasi atlet yang masih tersangka di pohon. Tim langsung membawa korban dengan tandu untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan di pos kesehatan yang telah disiapkan panitia.
Panitia pertandingan mengaku tidak ada luka pada Sasa, atlet paralayang kontingen dari Kabupaten Probolinggo yang mengalami insiden. Sehingga Selasa (12/9) sudah kembali bisa mengikuti pertandingan kembali, tentunya dengan memakai parasut standar. (men/far)
Load more