Sidoarjo, tvOnenews.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melaunching Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah Tahap II yang disalurkan pada September sampai November 2023.
Launching ini ditandai dengan pemberangkatan 8 truk yang akan mendistribusikan bantuan beras oleh Gubernur Khofifah, didampingi Pemimpin Wilayah Perum BULOG, beberapa Kepala OPD dan Direktur BUMD, di Gudang Bulog Banjarkemantren, Buduran Sidoarjo.
Total bantuan beras yang disalurkan untuk tahap II ini sebanyak 102 ribu ton untuk 3,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jawa Timur. Dimana, setiap bulannya akan disalurkan 34 ribu ton beras, dan setiap KPM menerima bantuan sejumlah 10 kg beras selama 3 bulan.
"Kita berharap bantuan pangan berupa beras bagi 3,4 juta KPM ini akan menjadi bantalan sosial masyarakat, sekaligus bisa memberikan penetrasi harga di pasar terutama untuk beras dengan kualitas medium," ungkapnya.
Gubernur Khofifah mengatakan, untuk hari ini, ada sebanyak 68,69 ton beras yang didistribusikan kepada masyarakat. Dengan rincian, Kabupaten Gresik 8,7 ton dan 59,99 ton beras ke Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.
"Dari 3,4 juta KPM yang sudah terverifikasi sebanyak 3,2 KPM dan 200 ribu sisanya masih dalam proses verifikasi. Mudah-mudahan bisa segera selesai sehingga mereka juga bisa mendapatkan hak mereka mendapatkan bantuan pangan dari cadangan beras pemerintah," terang Khofifah.
Penyaluran bantuan pangan ini, lanjut Khofifah diharapkan bisa menjadi penetrasi terhadap naiknya harga beras di pasar, dan di satu sisi naiknya Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) bisa memberikan manfaat bagi para petani.
"Tentu kita berharap bahwa ini akan memberi nilai tambah bagi para petani," imbuhnya.
Khofifah mengungkapkan, kenaikan harga beras dipicu karena naiknya harga GKG dan GKP. Dimana, harga beras ini tidak hanya terjadi di Jatim tapi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
"Memang harga GKP dan GKG sampai di penggilingan di atas HET, itulah yang menyebabkan harga beras, di pasar juga di atas HET," tandasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, bahwa pada dasarnya stok gabah dan beras di Jatim cukup. Bahkan dibanding tahun lalu, produksi padi Jawa Timur pada bulan September 2023 sebesar 520.889 ton GKG atau lebih besar 9,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yaitu sebesar 481.059 ton GKG.
"Per 12 September harga beras medium di Jatim mencapai Rp 11.300. Jadi, beras medium maupun premium di Jawa Timur sesungguhnya pada posisi yang tengah-tengah bukan tertinggi dan bukan terendah, jadi ada provinsi yang justru terlampaui HET lebih tinggi daripada Jawa Timur," urainya.
Selain itu, Khofifah juga menyampaikan bahwa elnino diprediksi akan terjadi lebih lama. Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk menjaga sistem irigasi yang bisa berpengaruh terhadap proses tanam padi dan tentu produksi beras.
"Irigasi untuk pengairan di persawahan juga dijaga, semua harus dimanage dengan baik, perlu kerja sama semua pihak terutama sistem irigasi kita," ajaknya.
Di akhir, Khofifah kembali berpesan, agar seluruh masyarakat menjaga lingkungan sekitar dari terjadinya kebakaran dengan cara mencegah dan meminimalisir hal-hal yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Karena pada musim kemarau yang cenderung semuanya kering akan sangat mudah terbakar jika ada sedikit saja titik api.
"Kembali saya mengingatkan kepada kita semua agar tidak melakukan hal-hal kecil yang itu bisa memicu kebakaran, apalagi dengan adanya angin kencang maka akan sangat mudah membakar apa saja," tutupnya.
"Ini akan segera kami distribusikan, dengan harapan bantuan pangan ini kelak mampu membuat harga beras lebih stabil, dan dalam upaya itu masyarakat juga dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka," kata dia.
Sebagai informasi, Penyaluran Bantuan Pangan Pemerintah Tahap I Tahun 2023 telah dilaksanakan pada bulan Maret, April dan Mei 2023. (khu/hen)
Load more