Malang, tvOnenews.com - Viral di media sosial tiktok seorang pemain atlet futsal Kota Malang menendang kepala lawan asal Kabupaten Blitar saat berselebrasi sujud syukur atas kemenangannya. Dan Video itu awalnya diunggah oleh akun tiktok, @rnarssa.
Peristiwa ini terjadi saat tim futsal Kabupaten Blitar merayakan gol dengan selebrasi sujud syukur saat melawan tim futsal Kota Malang di Sidoarjo.
Ketua Asosiasi Futsal Kota Malang, Bagus Orton menduga, salah satu pemain futsalnya menendang lawan saat selebrasi sujud syukur, karena lelah yang berujung emosi. Hal itu lantaran merasa dicurangi dalam setiap pertandingan.
"Ada hal-hal yang seharusnya bisa menguntungkan untuk kami, tetapi justru itu seperti dibikin dicurangi. Seperti anak-anak itu kena kartu merah, 4 lawan 5, terus kena kartu merah lagi 3 lawan 5. Anak-anak terus bertahan sampai penalti. Kemudian tim lawan dapat gol dari situ," katanya.
Saat melihat selebrasi perayaan gol dari pemain tim Kabupaten Blitar, membuat salah satu atlet Kota Malang terpancing emosi. Sebagai pelatih, Bagus memahami kondisi para pemainnya yang rata-rata masih muda.
"Namanya juga anak-anak masih labil, jadi ada gol dari lawan yang kemudian selebrasi, ditendang. Kecapekan mungkin. Jadi kecapekan dan melihat selebrasi berlebihan. Karena pemain kita empat tidak boleh main kena akumulasi kartu merah, terus akhirnya pertandingan lawan Blitar merasa dicurangi," katanya.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang angkat bicara terkait viralnya video aksi tak sportif seorang pemain futsal yang menendang kepala lawan saat selebrasi sujud syukur di media sosial. Peristiwa itu terjadi saat pertandingan cabor futsal pada gelaran Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) VIII/2023.
Ketua Umum KONI Kota Malang Djoni Sudjatmoko mengaku, pihaknya sangat menyayangkan adanya peristiwa yang terjadi pada cabor futsal tersebut. Saat itu tim futsal Kota Malang menghadapi tim futsal dari Kabupaten Blitar.
“Kami sangat menyayangkan adanya peristiwa tersebut. Tapi kami juga meminta maaf dengan adanya peristiwa tersebut,” kata Djoni, Rabu (20/9).
Menurut Djoni, peristiwa itu terjadi di dalam pertandingan. Sehingga, segala sesuatu yang ada dalam pertandingan sudah masuk dalam regulasi dan sanksi.
“Itu di dalam proses pertandingan, karena itu terjadi di dalam lapangan. Kalau sudah di lapangan, segala macam aturan hingga sanksi yang dijalankan sudah ada regulasinya,” ujar Djoni.
“Kami dari kontingen menerima segala keputusan dari PB Porprov ataupun sanksi dari panitia disiplin dalam pertandingan futsal tersebut. Karena saya mendapat informasi, juga sudah ada sanksi pada atlet yang bersangkutan,” imbuh Djoni.
Djoni, menambahkan, secara umum seluruh atlet kontingen Kota Malang telah dibekali tim psikologi terkait motivasi, fair play dan menahan emosi sesaat, yang membuat kurang berkonsentrasi dan kerap berakibat fatal pada karir atlet. Dan semua telah dilakukan sejak sebelum berangkat maupun pada saat pagelaran Porprov VIII Jatim 2023.
“Terkait pembinaan, tidak kurang-kurang juga untuk memberikan arahan pada cabor, termasuk tim psikologi dan Pemonev juga turun langsung ke puslat untuk mengedepankan fair play,” beber Djoni.
Djoni mengaku pihaknya telah maksimal dalam hal untuk pencegahan hal non teknis.
“Ikhtiar kami sudah maksimal untuk mencegah di pertandingan. Tapi memang itu kondisi di lapangan,” ucap Djoni.
Sementara Ketua Asosiasi Futsal Kota (Afkot) Malang Bagus Irmawanto mengaku, antara tim futsal Kota Malang dan Kabupaten Blitar tidak ada permasalahan. Dan sudah ada permohonan maaf secara langsung yang dilakukan.
“Antara kami (Kota Malang dan Kabupaten Blitar) sudah tidak ada masalah. Kami sudah saling memaafkan, dan itu terjadi usai pertandingan,” jelas Bagus.
Ia menyayangkan video tersebut kembali viral mengingat atlet yang bertanding berstatus pembinaan. Dan ia mengaku bahwa sudah ada hukuman yang diterima atlet bersangkutan.
Sebagai informasi, sanksi yang diterima atlet futsal Kota Malang yang viral di media sosial yakni larangan bermain selama dua tahun di event resmi yang diselenggarakan FFI, AFP maupun AFK.
Wali Kota Malang Sutiaji menyesalkan tindakan oknum pemain futsal Kota Malang yang menendang pemain lawan dari Kabupaten Blitar dalam ajang Porprov Jatim.
"Saya atas nama Pemerintah Kota Malang, menjadi pembina dari KONI menyesalkan perbuatan-perbuatan yang demikian," kata Sutiaji pada Rabu (20/9).
Padahal, kata Sutiaji, sebelum pemberangkatan kontingen Kota Malang, dia sudah mengingatkan kepada semua atlet untuk bermain sportif dalam kondisi apa pun.
Selain itu, harus bisa mengendalikan emosi dan menjaga nama baik Kota Malang.
"Karena sebetulnya yang dicari dalam sebuah pertandingan, satu semangat, kedua disiplin, ketiga kerja sama, yang tidak kalah penting adalah fairplay, itu yang kami pesankan," katanya.
Sutiaji mengaku sudah meminta keterangan pada pihak KONI Kota Malang. Namun diakuinya informasi tersebut masih bersifat sepihak.
"Saya sudah klarifikasi untuk pemain futsal itu, jadi ceritanya, ketika sujud syukur itu ada bola, lempar bola, dia nendang, terus kena kakinya bukan kepala, sekali lagi ini informasi sepihak, saya klarifikasi kepada KONI," kata dia.
Sutiaji juga menyampaikan, bahwa pemain futsal yang menendang lawannya sudah diberi kartu merah setelah pertandingan berakhir.
Semua pemain dari tim Kota Malang dan Kabupaten Blitar sudah saling memaafkan.
"Dia sudah di kartu merah setelah pertandingan selesai, sudah saling memaafkan di antara semuanya. Saya tidak bisa ngukur itu emosi atau tidak," pungkasnya. (eco/far)
Load more