Banyuwangi, tvOnenews.com – Tidak bersandarnya kapal ikan di Pelabuhan Perikanan Masami, Banyuwangi terus berbuntut. Terbaru, pengelola pelabuhan swasta ini mengadu ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Isinya, mengeluhkan kapal ikan yang izin berlabuhnya justru ke Pelabuhan Tanjungwangi yang berstatus pelabuhan umum.
Kepada Dirjen, pihaknya membuka data terkait cuaca yang diklaim kurang bersahabat. Sehingga, kapal ikan yang sebelumnya bongkar di Pelabuhan Perikanan Masami dialihkan ke Pelabuhan Tanjungwangi.
“Kami sampaikan juga site plan dan jarak Pelabuhan Masami dengan Tanjungwangi. Termasuk, tarif bongkar yang menyumbang cukup besar Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP),” jelasnya.
Selain persoalan bongkar muat kapal, pihaknya mengeluhkan hadirnya Kepmen KKP terkait penetapan pelabuhan perikanan yang baru di Banyuwangi. Diantaranya, Pelabuhan Tanjungwangi dan Pelabuhan Perikanan Muncar. Terkait pengaduan ini, Dirjen Perikanan Tangkap berjanji akan segera turun ke Banyuwangi.
“Beliau (Dirjen) berjanji akan segera ke Banyuwangi untuk melihat langsung kondisi lapangan,” tutupnya.
Polemik kapal ikan yang berlabuh di Banyuwangi mulai muncul empat bulan terakhir. Kapal ikan yang semestinya sandar di pelabuhan perikanan justru memilih antre di Pelabuhan Tanjungwangi yang statusnya untuk kapal barang. Padahal, pelabuhan perikanan tersedia tak jauh dari kawasan ini. Justru, dibiarkan kosong.
Dipilihnya Pelabuhan Tanjungwangi untuk bersandar kapal ikan ternyata bukan alasan. Muncul rekomendasi dari Syahbandar Pelabuhan Perikanan untuk bongkar di Tanjungwangi. Alasannya, faktor cuaca. Pelabuhan Tanjungwangi dianggap lebih aman untuk bersandar. Kondisi ini membuat Pelabuhan Perikanan Masami berubah sepi. Padahal, pelabuhan ini dibangun dengan modal hingga Rp400 miliar.
Pelabuhan yang beroperasi mulai awal Januari 2023 ini juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. (hoa/far)
Load more