Gresik, tvOnenews.com - Untuk mengantisipasi terjadinya kembali aksi perundungan yang diduga dialami SA (7) siswi kelas 2 SD di wilayah Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, yang dikabarkan dicolok mata kanannya dengan tusuk bakso hingga mengalami kebutaan, pihak Dispendik Gresik menggelar deklarasi sekolah ramah anak yang melibatkan kepala sekolah dan guru sekolah dasar dan menengah pertama, se- Kabupaten Gresik, Senin (25/9).
"Guru yang menyenangkan, guru yang tidak ada paksaan. Kita semua berkumpul terkait lembaga pendidikan aman, lembaga pendidikan yang menyenangkan, yang ramah terhadap anak," ujar Bupati Yani.
Dikatakan Bupati Yani, Pemerintah Kabupaten Gresik mendorong terus langkah Dinas Pendidikan Gresik, untuk memacu para guru mengupgrade diri, menjadi guru yang lebih profesional.
"Ketika guru profesional akan mempunyai sebuah tindakan, melihat sudut pandang, oh anak itu nakal itu kacamata kita seperti apa sih ? Apakah dihukum secara berlebihan atau seperti apa. Maka kita harus benar-benar menjadi pendidik, pengajar yang dengan rasa kasih dan tujuan pendidikan ini tercapai. Pendidikan yang berkemajuan, pendidikan yang berlandaskan akhlakul karimah," jelasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, nasib tragis dialami SA (7), siswi kelas 2 sebuah SD di wilayah Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. SA mengalami trauma mendalam. SA dikabarkan harus kehilangan penglihatan mata kanannya, usai diduga mengalami perundungan, dicolok tusuk pentol oleh kakak kelasnya saat perlombaan HUT Kemerdekaan RI ke-78, pada Agustus 2023 lalu.
Mengetahui kejadian yang menimpa SA itu, ayahnya Samsul Arif (36) saat ini terus berupaya mencari keadilan untuk anaknya. Diceritakan Samsul, peristiwa tragis yang menimpa putrinya itu terjadi pada Senin (7/8/2023). Saat itu di lingkungan sekolah sang anak sedang menggelar acara perlombaan, untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke- 78.
"Saat itu memang semua kelas keluar untuk melakukan lomba Agustusan. Jadi semua murid berada di halaman sekolah. Anak saya campur dengan murid lain," tutur Samsul Arif saat ditemui awak media di rumahnya, Jumat (15/9).
Nah masih menurut Samsul, saat berlangsungnya perlombaan, entah kenapa tiba – tiba SA ditarik oleh siswa lain yang diduga kakak kelasnya. Korban lalu dibawa menuju sebuah lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah. Di lorong itulah korban lalu dimintai uang jajan secara paksa.
Namun, permintaan itu tidak dituruti oleh korban.
“Karena tidak mau, wajah anak saya ditutupi tangan kemudian tusuk bakso itu dicolok-colokan dari atas ke bawah di bagian mata kanan anak saya," jelas Samsul.
Korban SA yang ketakutan langsung berlari dan membasuh matanya dengan air. Akibat kejadian itu, Samsul mengatakan mata anaknya terluka sampai mengeluarkan darah. SA sempat mengusap matanya yang berdarah dengan seragam yang dikenakan.
Usai mendapat kekerasan fisik, korban SA pulang ke rumah dan mengeluh mata kanannya tidak bisa melihat. Hal tersebut membuat Samsul ayahnya dan keluarga khawatir. Hingga akhirnya diputuskan untuk memeriksakan ke rumah sakit.
Korban SA dibawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Kecamatan Menganti. Karena butuh penanganan lebih lanjut, kemudian dirujuk ke RSMM Jawa Timur hingga terakhir dirujuk lagi ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
“Dari hasil pemeriksaan di RSUD dr Soetomo, ada kerusakan pada syaraf mata kanan putri saya. Mirisnya kerusakan syaraf itu membuat mata kanannya tidak bisa melihat. Bahkan mengalami kebutaan," sambungnya.
Masih menurut Samsul pascakejadian itu dia sempat mendatangi sekolah.
"Karena mengalami kebutaan, saya gak terima dan saya mendatangi ke sekolah untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tau siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," tegas Samsul.
Atas kejadian ini Samsul pun telah melaporkannya ke Polres Gresik pada 28 Agustus 2023 lalu. Pelaporan itu setelah pihak sekolah tidak berkenan memberikan rekaman CCTV pada saat kejadian dengan alasan CCTV rusak.
"Masak saya dilihatkan rekaman CCTV pada tanggal 25 Mei. Lha selama bulan 6,7,8 itu gak ada rekaman sama sekali. Padahal pasca kejadian itu saya langsung minta lihat secara langsung rekaman CCTV tapi dipersulit. Akhirnya saya laporkan ke Polres Gresik," pungkasnya.(mhb/hen)
Load more