Malang, tvOnenews.com - Jembatan Lembanyung penghubung antara Kelurahan Bumiayu dengan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, semenjak Senin (18/9), kawasan tersebut disterilkan dari semua kendaraan. Warga dilarang melintas, karena Jembatan Lembayung bakal diperbaiki.
Akibatnya, warga masyarakat khususnya warga Bumiayu maupun Mergosono yang dekat jembatan Lembayung ini yang biasa menyebrang atau melalui jembatan untuk mengantar anak-anaknya ke SMPN 7 Kota Malang, SDN 4 Mergosono maupun para pekerja harus mencari jalan alternatif yang jaraknya lebih jauh.
Rudi, warga yang tinggal di dekat jembatan Lembayung Mergosono, mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Karena ini berkaitan dengan kepentingan publik. Perbaikan ini sepertinya dibuat untuk lebih nyaman dan aman.
“Jika ingin ke Buring, atau tujuan lainnya yang biasanya kerap memanfaatkan Jembatan Lembayung. Terpaksa dirinya akan melewati Pasar Induk Gadang. Jadinya agak lebih jauh, tapi mau gimana lagi. Kita mesti bersabar untuk beberapa bulan mendatang selama perbaikan berlangsung,” tuturnya.
Ditambahkan Rudi, bahkan warga yang tidak memilki kendaraan sendiri mengeluhkan atas pengeluaran biaya tambahan untuk mengantar anaknya ke sekolah baik ke SMPN 7 maupun ke SDN 4 Mergosono.
"Iya, kami tidak ada kendaraan sendiri padahal jarak ke sekolah dari rumah cukup dekat, dengan jalan kaki melewati jembatan Lembayung butuh 10 menit sudah sampai. Kini harus memutar lebih jauh dan mau nggak mau harus keluar biaya tambahan untuk naik ojek atau kendaraan lain," terangnya.
Menanggapi keresahan warga sekitar baik warga Bumiayu dan Mergosono, Adi Sasminto selaku Ketua Paguyuban Keramba Mergosono sekaligus Ketua RT 05 RW 11 Kelurahan Mergosono, membuat perahu getek (perahu penyebrangan dari bambu, red) untuk membantu warga sekitar yang anak-anaknya hendak ke sekolah maupun pulang sekolah.
"Kami membuat perahu getek atau perahu rakit bersama teman-teman paguyuban keramba Mergosono atas inisiatif sendiri untuk membuat kegiatan sosial membantu anak-anak yang hendak ke sekolah," ujar Adi kepada awak media.
Ditambahkan Adi, dengan adanya perahu getek ini akses menuju baik ke Mergosono gang 1 maupun Bumiayu bisa lancar meskipun untuk pejalan kaki yang menyebrang atau melintas di kedua kelurahan ini.
"Untuk kapasitas perahu penyebrangan di atas sungai Brantas yang lebarnya 16 meter, kami batasi 8 orang saja. Dan kami wajibkan setiap orang saat menaiki perahu ini harus memakai jaket pelampung yang sudah disediakan," bebernya.
"Intinya kalau ada yang bertanya terkait sarana prasarananya kita sudah Sefti dan aman saat menyebrangi sungai Brantas ini," sambungnya.
Ditegaskan Adi, pembuatan perahu getek ini murni swadaya paguyuban keramba Mergosono dan bagi warga yang ingin menyebrang tidak dipunggut biaya apapun alias gratis.
"Kalau ingin memberi secara ikhlas silahkan saja, namun kami tidak meminta biaya atau ongkos penyebrangan dengan perahu getek ini," tegasnya.
Perlu diketahui, informasi tersebut diungkapkan Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharijanto.
“Karena sedang kami perbaiki lewat rekanan. Masa perbaikannya sekitar empat bulan. Target penyelesaiannya pada akhir Desember 2023 nanti,” kata Dandung. (eco/gol)
Load more