"Saya jujur terkejut dengan pengunduran diri pak Imam. Ini baru satu-satunya di Ponorogo seorang Kepala Sekolah berani mengundurkan diri. Padahal kasus ini belum terjadi, belum salah, belum melakukan apapun. Tapi karena viral dan banyaknya tekanan. Beliau arif dan bijaksana makanya mundur," ungkapnya.
Sugiri menilai, langkah mundurnya Imam bisa menjadi contoh bagi Kepala Sekolah yang lain untuk arif dan bijaksana dalam mengambil kebijakan. Dan ini merupakam konsekuensi dari sebuah jabatan PNS.
"Ini bisa menjadi contoh buat yang lain, dan bisa menjadi pembelajaran bagi yang lain untuk arif dan bijaksana dalam mengambil kebijakan, dalam rangka mewujudkan peradaban yang lebih baik, khusunya di dunia pendidikan," nilainya.
Terkait pengunduran diri Imam Mujahid sebagai Kepsek SMPN 1 Ponorogo, pihaknya mengaku masih akan mengkaji terlebih dahulu. Pun dengan tingkat kesalahan yang dilakukan.
Diberitakan sebelumnya, warga Ponorogo dihebohkan dengan postingan di media sosial terlait keluhan dari wali murid yang keberatan atas kebijakan komite dan sekolah yang melakukan tarikan sumbangan senilai Rp 1,6 juta untuk pembelian mobil serta peremajaan alat musik dan komputer. (asn/gol)
Load more