Probolinggo, tvOnenews.com - Petani tomat di Kota Probolinggo resah akibat harga tomat mengalami penurunan drastis dari harga awal Rp3.000 menjadi Rp2.000 per kilogramnya seiring memasuki masa panen raya tiba.
“Ya tentu harga segitu menyebabkan kerugian signifikan bagi para petani tomat, bahkan juga terjadi pada musim panen di Bulan Agustus hingga September lalu,” katanya.
Dampak harga yang tidak menentu tersebut, membuat keuntungan petani tomat tergolong sangat minim. Bahkan merugi karena ditambah biaya operasional.
“Padahal modal membeli bibit tomat, per seribu bibit harganya sebesar Rp250.000 dan belum lagi biaya lainnya. Seperti uang pengairan, pupuk serta bambu yang digunakan sebagai alat pendukung proses penanaman,” tambahnya.
Untuk menekan biaya pengeluaran lebih sedikit, Siswanto terpaksa memilih tidak menggunakan jasa buruh tani namun memanennya sendiri.
“Untuk sekali panen seperti kemarin, saya bisa dapat satu kwintal tomat. Kemudian dijual sesuai harga di pasaran Rp2.000 per kilogram dari harga normal di kisaran Rp3.000-4.000 per kilogramnya,” tandasnya.
Para petani berharap harga tomat kembali normal, agar musin kemarau saat ini bisa membawa berkah bagi petani tomat yang ada. (msn/far)
Load more