"Dan oleh karena itu kita mintai surat keterangan nanti kita indikasikan, atau kita lakukan identifikasi lagi di lab KPW BI Provinsi Jawa Timur," terangnya.
Menanggapi temuan itu, Sonny Prima Idhana, salah satu tim pejuang rupiah dari KPW BI Jawa Timur yang memberikan edukasi kepada masyarakat di Pulau Raas mengatakan, edukasi ini penting diberikan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang mata uang rupiah.
Ia memaparkan, pemahaman masyarakat tentang mata uang rupiah harus ditingkatkan, mengingat masih banyak tindak penipuan uang palsu yang marak. Sehingga, jika masyarakat mengenali ciri-ciri uang rupiah yang asli, maka bisa membedakan mana uang asli dan mana uang palsu.
"Mencintai, dengan mengenali, merawat dan menjaga rupiah dari tindak kejahatan pemalsuan uang. Ketika sosialiasi CPB (Cinta, Paham, Bangga) rupiah ini dimasifkan maka tindak kejahatan pemalsuan uang dapat ditekan," ungkap Sonny.
Sonny juga menjelaskan kepada masyarakat di Pulau Raas tentang ciri ciri uang rupiah asli. Ada sejumlah ciri khusus yang dapat dikenali masyarakat.
"Dilihat warnanya terang, terdapat benang pengaman, terdapat gambar pahlawan ketika diterawang, rectoverso (gambar saling isi antara sisi depan dan belakang yang memiliki tingkat presisi yang tinggi), ketika diraba terdapat bagian yang kasar di bagian tertentu seperti pada blind code, angka nominal dan frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Sonny.
Selain kasus uang palsu, Muhammad Zainullah, salah satu warga Alas Malang, Kecamatan Raas yang mengikuti sosialisasi CBP mengeluhkan di beberapa warung di desanya tidak menerima uang koin 100 dan 200 rupiah.
Load more