Polusi udara tersebut, mengakibatkan banyak warga mengeluhkan gangguan kesehatan, seperti batuk-batuk, sesak nafas, dan tenggorokan sakit.
"Kalau pas asap datang, pedih di mata, terus sesak nafas, hidung dan tenggorokan sakit, sampai ada yang dibawa ke rumah sakit," ucap Subkhan.
Warga berharap, Pemerintah Kota Mojokerto lebih serius menangangi kebakaran TPA tersebut, agar warga bisa beraktivitas lagi dengan normal.
"Sudah dua minggu kayak gini, tapi yang parah tiga hari terakhir. Ketua RT, RW dan perwakilan warga sudah sampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto, tapi belum ada solusi. Kita sudah capek," tambah Subkhan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kebakaran TPA Randegan, Kota Mojokerto ini terjadi sejak Rabu (27/9) lalu. Kebakaran ini merupakan yang kedua kali. Kebakaran pertama terjadi Jumat (8/9) siang. Pada kebakaran pertama, api berhasil dipadamkan selama sembilan hari setelah mengerahkan sejumlah mobil Damkar milik Pemkot Mojokerto, BPBD Kabupaten Mojokerto dan sejumlah perusahan swasta di Mojokerto. Selain itu, helikopter milik BNPB juga dikerahkan untuk melakukan water bombing. (hfh/far)
Load more