Banyuwangi, tvOnenews.com – Panas ekstrem yang melanda Banyuwangi diprediksi akan berlangsung lama. Perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau baru akan berakhir menjelang Desember mendatang. Dampak kemarau ini memicu suhu panas udara yang tak lazim. Bahkan, mencapai puncaknya.
“Dominasinya cuaca cerah. Sehingga, panasnya ekstrem,” kata prakirawan BMKG Banyuwangi Dita Purnamasari, Senin (9/10) siang.
Fenomena panas ini membuat rata-rata suhu udara cenderung naik. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh daerah Indonesia. Termasuk Banyuwangi yang berada di selatan ekuator. Suhu panas ini diprediksi berlangsung September–Oktober. Selama September kemarin, beberapa daerah di Indonesia mencapai suhu 35,4 – 38,0 derajat celicus pada siang hari. Kondisi ini membuat cuaca terasa panas.
Dengan fenomena ini, BMKG meminta warga Banyuwangi waspada. Terutama, dampak cuaca panas. Mulai rawan dehidrasi, kelelahan hingga risiko kebakaran.
“Imbauannya, jangan membuang puntung rokok sembarangan, serta membakar sampah secara sembarangan. Ini mengantisipasi kebakaran,” jelasnya.
Hasil pengamatan BMKG, awal musim penghujan diprediksi baru muncul Desember mendatang. Namun, di beberapa kecamatan diprediksi hujan datangnya lebih awal. Diantaranya, Kecamatan Genteng, Glenmore, Kalibaru dan Sempu. BMKG memastikan akan terus memantau perkembangan cuaca di Banyuwangi sebagai informasi untuk warga. Sehingga, warga bisa melakukan langkah antisipasi menjaga keselamatan dan kesehatan.
“Cuaca ekstrem ini harus jaga diri dan antisipasi,” tutupnya. (hoa/far)
Load more