Agus mengatakan bahwa dampak kerugian akibat kebakaran hutan lindung masih belum bisa dihitung.
“Namun rata-rata yang terbakar adalah vegetasi tanaman rimba campur, alang-alang, semak belukar, meskipun sebagian juga membakar tanaman Pinus di hutan produksi,” tandas Agus.
“Kalau hutan produksi sementara aman, kita sudah batasi dengan ilaran sepanjang 27 kilo di Ngawi dan Magetan ada 9 kiloan,” tambahnya.
Sementara itu, upaya saat ini yang dilakukan perhutani adalah melakukan penyisiran kembali ilaran di lokasi hutan yang terbakar.
“Di Magetan ada sebanyak 150 personel gabungan yang tugasnya jika terdapat titik api baru maka akan segera dipadamkan,” ujar Agus.
Sedangkan water bombing hingga hari ke 11 ini masih terus beroperasi. Namun demikian water bombing saat ini harus melayani 3 kabupaten, Magetan, Ngawi dan Karanganyar.
“Dalam sehari Water Bombing bisa melakukan 26 kali pengeboman air, di Magetan ini setiap harinya rata-rata bisa 15 kali pengeboman, sisanya di lakukan di Ngawi dan Karanganyar,” tutup Agus.
Load more