Seperti, Patemma, nenek kelahiran 1954 warga Kampung Baru, Desa Tanjung Kiaok, yang berobat di layanan kesehatan ERB diketahui mengidap hipertensi setelah dicek kondisi kesehatannya.
"Sakit kepala, sakit di kaki juga. Tadi kata dokter darah tinggi. Disuruh engga boleh makan gorengan, makan yang asin-asin," ungkapnya.
dr Putri juga bilang, dari 4 pulau yang sudah dikunjungi Ekspedisi Rupiah Berdaulat yakni Pulau Raas, Pulau Pagerungan Kecil, Pulau Pagerungan Besar, dan Tanjung Kiaok, hampir 50 persen lebih warga yang berobat di layanan kesehatan gratis ERB mengalami hipertensi.
"Mungkin bisa pengaruh dari makanan. Kan banyak makanan lautnya, seperti cumi, udang dan kepiting," ungkapnya.
"Jika hipertensi tinggi diberikan 2 obat, Amplodipin dan Captipril. Kalau yang rendah, Amplodipin saja," kata dr Putri.
dr Putri menambahkan, di beberapa pulau 3 T (terdepan, teluar, terpencil) lokasi Ekspedisi Rupiah Berdaulat Provinsi Jawa Timur, akses terhadap layanan kesehatan memang masih minim. Warga di kepulauan itu harus berlayar menuju Kecamatan Sapeken untuk dapat berobat di Puskesmas.
"Kegiatan yang dilakukan Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut sangat membantu warga, terutama di pulau-pulau yang kita kunjungi, termasuk pulau terpencil. Antusias warga sangat besar, karna dengan adanya kita disini, sangat membantu mereka," terang dr Putri.
Load more