Begitu ketemu sang ibu, korban langsung bercerita. Keluarga kemudian menghubungi guru wali kelas, menceritakan kronologi penganiayaan yang dialami sang anak. Sang guru, berjanji akan mengawasi korban dan terduga pelaku di sekolah.
Nahas, sebelum masuk sekolah, korban kembali dihajar pelaku. Saat itu, korban baru saja pulang dari Jumatan di masjid dekat rumah temannya di Kelurahan Kepatihan Banyuwangi. Kebetulan, terduga pelaku juga tinggal di kelurahan setempat.
"Anak saya berencana bertemu yang memukul dia untuk mengajak saling bermaafan dan damai, supaya dia bisa bersekolah lagi dengan tenang," terangnya.
Begitu bertemu, korban diajak pelaku ke sekitar Gedung Wanita Banyuwangi. Lokasinya tak jauh dari masjid. Korban kemudian kembali dianiaya, lukanya makin parah.
"Anak saya dipukuli, kepalanya diinjak-injak," ujarnya.
Rekan korban dan warga yang mengetahui kejadian itu memberikan pertolongan, menolongnya. Lalu, korban diantarkan pulang. Terduga pelaku juga kembali diajak bertemu korban.
"Ternyata, masalahnya sepele. Pelaku tak terima diliatin korban," jelasnya lagi.
Karena luka parah, korban dilarikan ke RSUD Blambangan. Hasil pemeriksaan medis, korban mengalami retak tulang di tangan kiri. Lalu, sejumlah luka lain di beberapa bagian tubuh. Saking parahnya, korban harus menjalani operasi. Kejadian ini juga dilaporkan ke Polresta Banyuwangi. (hoa/gol)
Load more