"Kalau di awal musim kemarin rata-rata bisa bawa pulang uang sebesar 75 ribuan. Tapi sejak dua hari yang lalu, bisa dua kali lipatnya. Kerangnya sudah semakin banyak dan ukurannya juga lumayan besar. Jualannya selain di pantai , juga atas pesanan tetangga. Jadi tidak perlu jual di pasar," ungkapnya.
Sementara itu, Fadelan mengaku sudah belasan tahun berburu kerang simping karena hasilnya cukup lumayan dan tidak memerlukan keahlian maupun peralatan yang khusus.
"Kalau saya sih sejak bujangan sudah sering cari karangan. Dulu awalnya ikut-ikutan untuk dimasak sendiri, tapi karena laku dijual ya akhirnya jadi mata pencaharian. Tidak perlu keahlian khusus, cukup bawa sabit dan kantong saja sudah cukup," ujar Fadelan.
Menurut Fadelan, kerang simping ini tidak bisa ditemukan pada semua pesisir pantai selatan Lumajang mulai dari barat hingga timur. Makanya tidak heran, jika setiap hari ratusan warga banyak yang berburu kerang ini.
"Tidak semua pantai di pesisir selatan Lumajang bisa dijumpai karangan ini. Hanya ada pada tiga lokasi, yakni Pantai Dampar, Pantai Bambang dan Pantai Watu Pecak. Dan yang paling banyak memang di sini (watu pecak). Biasanya tidak berlangsung lama, seminggu ke depan mungkin sudah langka," terangnya.
Seperti yang disampaikan Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Pengawasan Budidaya Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang, Putri Dinayu, bahwa kemunculan kerang simping yang kaya kandungan protein ini, membuktikan jika terumbu karang di lokasi berkembangbiaknya kerang simping ini cukup bagus.
“Fenomena munculnya kerang ini (simping) hanya pada saat musim kemarau agak panjang. Kondisi menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang di perairan tersebut tumbuh sehat. Selanjutnya, gelombang laut ini membawa ekosistem jenis kerang ini menuju pantai, sehingga kerang-kerang ini menempel pada karang-karang. Nah, pada saat kondisi pantai ini surut saat kemarau panjang, nelayan jadi lebih gampang untuk mendapatkanya. Di samping itu, kandungan protein yang sangat tinggi pada jenis kerang ini, juga menjadi alasan warga dan nelayan untuk menangkapnya, karena juga memiliki nilai jual," pungkas Putri. (wso/far)
Load more