Lumajang,tvOnenews.com - Ratusan warga lereng Gunung Semeru mengikuti tradisi sampyongan atau ojung yang digelar di lapangan Desa Tambakrejo, Kecamatan Candipuro Lumajang, Minggu (29/10/2023) siang.
Kegiatan yang digelar pemerintahan desa ini, dilakukan sebagai upaya melestarikan tradisi turun temurun saat musim kemarau berkepanjangan, seperti yang terjadi saat ini dengan harapan agar segera turun hujan.
"Tradisi sampyongan atau ojung untuk melestarikan seni budaya dan peninggalan leluhur yang menjadi tradisi musim kemarau dengan harapan agar segera turun hujan. Ini juga dalam rangka selamatan desa ," ujar Syaiful Hadi, Kasi Pemerintahan Kecamatan Candipuro, Minggu (29/10).
"Disamping itu, ini juga merupakan rangkaian kegiatan candipuro culture festival, yang sebelumnya telah digelar ruwatan air di desa penanggal, grebek suro di desa sumber mujur dan festival rujak otek di desa sumber wuluh," terangnya.
Syaiful mengatakan, dampak kemarau panjang saat ini telah memberikan dampak berkurangnya debit sumber mata air dan sumur-sumur warga. Disamping itu, peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kawasan Perhutani, juga sulit dipadamkan.
"Dampak yang kami rasakan adalah berkurangnya debit sumber mata air dan sumur. Meskipun tidak seperti yang dialami beberapa desa lainya yang mengalami krisis air bersih, namun hal ini juga membuat kekhawatiran warga. Beberapa kali juga terjadi karhutla yang sulit dipadamkan akibat lahan yang kering," terangnya.
Dari pantauan tvOnenews.com di lokasi, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi para peserta sampyongan atau ojung. Selain sudah berusia dewasa, para peserta harus membuka baju sebelum mengikuti tradisi ojung. Disamping itu, mereka hanya diperbolehkan memukul bagian punggung belakang lawan secara bergantian menggunakan rotan.
Load more