Surabaya, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo mengundang tiga calon presiden untuk makan siang bersama, Senin (30/10). Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto tampak hadir di Istana, disebut aktifis 98 asal Surabaya, sebagai upaya politik pencitraan yang tengah dilakukan oleh Presiden Jokowi, dengan dalih mendinginkan suasana politik, terlebih pasca putusan MK soal batas usia minimal capres yang sempat membuat gaduh.
“Pak Jokowi sedang memainkan politik pencitraan. Seolah-olah ingin mendinginkan suasana setelah upaya memalukan di Mahkamah Konstitusi yang disambut gejolak penolakan dari rakyat,” ujar Kusnan, aktifis 98 asal Surabaya.
“Sungguh sangat disayangkan Pak Jokowi tidak turut mengundang para cawapres. Akan sangat indah bila ada Mas Gibran sebagai anak Pak Jokowi sekaligus keponakan Ketua Mahkamah Konstitusi Pak Anwar Usman duduk bersebelahan dengan bapaknya di hadapan para capres-cawapres lain,” lanjut Kusnan.
Bahkan, lanjut Kusnan aktifis 98 yang hingga saat ini masih terus berjuang di garis rakyat, untuk memperjuangkan ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat, serta menentang kebijakan yang tidak pro rakyat ini, menambahkan jika seharusnya presiden juga mengundang ketua MK yang tak lain adalah adik presiden, sekaligus paman Gibran Rakabuming Raka, agar suasana kekeluargaan makin nampak.
“Yang namanya makan siang dalam suasana kekeluargaan, ada baiknya turut mengundang adik ipar Pak Jokowi dan pamannya Mas Gibran, yaitu Bapak Anwar Usman. Ini penting agar masyarakat semakin paham tentang arti bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga,” ujar Kusnan.
Kusnan, adalah salah satu aktfis 98 yang masih eksis di Surabaya bersama komunitas aktifis yang lain, menentang dan tidak setuju dengan keputusan MK yang seolah memberikan karpet merah kepada Gibran Rakabuming Raka, yang tidak lain adalah keponakannya sendiri untuk ikut berkompetisi dalam pilpres 2024, dan menganggap putusan MK tersebut sebagai preseden buruk dalam proses demokrasi tanah air. (sha/hen)
Load more