Surabaya, tvOnenews.com - Literasi keuangan masyarakat Indonesia terbilang masih cukup rendah, termasuk di kalangan siswa SMA di daerah pedesaan karena minimnya akses informasi. Guna membantu meningkatkan edukasi literasi keuangan tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) dengan menginovasikan desain visual dari sebuah permainan papan.
Ketua tim KKN Abmas ITS, Rabendra Yudistira Alamin ST MDs mengungkapkan, rendahnya tingkat literasi keuangan merupakan sebuah masalah, sebab hal tersebut juga mengakibatkan beragam permasalahan sosial. Mulai dari tingginya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), bunuh diri, dan permasalahan sosial lainnya.
Agar menghindari berbagai permasalahan tersebut, dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS berpendapat bahwa masyarakat memerlukan informasi serta edukasi mengenai keuangan. Untuk itu, tim KKN Abmas ITS ini menyasar siswa SMA di wilayah pedesaan agar dapat bersiap sebelum menginjak usia kemandirian finansial.
“Siswa SMA pedesaan kami pilih sebab memiliki akses informasi yang lebih terbatas,” jelasnya.
Tim ini juga beranggotakan empat orang dosen Departemen DKV ITS, yakni Putri Dwitasari ST MDs, Nurina Orta Darmawati ST MDs, Nugrahardi Ramadhani SSn MT, serta Didit Prasetyo ST MT. KKN Abmas ini juga melibatkan 11 mahasiswa Departemen DKV ITS. Berkat kerja sama antar anggota dan dukungan dari Pusat Studi Sustainable Development Goals (SDGs) ITS, tim ini berhasil menginovasikan sebuah permainan fisik yang diberi nama Tata Harta.
Awalnya, lelaki yang akrab disapa Bendra ini bersama tim KKN Abmasnya melaksanakan pengumpulan data mengenai konten apa saja yang perlu diajarkan pada permainan literasi keuangan. Selanjutnya, untuk menyiapkan game play atau aturan main permainannya, tim KKN Abmas ITS ini bekerja sama dengan salah satu perusahaan pengembang aplikasi edukasi, Mechanimotion, yang pernah mengembangkan implementasi permainan pendidikan literasi keuangan.
Secara singkat, menurut Bendra, aturan mainnya akan mirip dengan proses simulasi berinvestasi. Awalnya, pemain akan diberikan modal awal dan akan terdapat beberapa babak. Pada tiap babak akan terjadi perubahan harga saham, emas, dan deposito, tergantung pada kartu yang keluar pada babak tersebut. Para pemain dapat dengan bebas menyusun strategi dalam membeli atau menjual asetnya.
Lebih lanjut, alumnus S1 DKV ITS ini menuturkan bahwa penentuan kemenangan dalam permainan Tata Harta tersebut tidak didasarkan dari banyaknya uang yang diperoleh. Pemenang dari permainan ini akan ditentukan dari banyaknya poin yang didapatkan. Poin tersebut diperoleh pemain ketika membelanjakan kebahagiaan, menabung untuk impian, hingga melakukan donasi.
Setelah berhasil mengonsep aturan main, proses selanjutnya adalah melakukan desain visual dari permainan fisik tersebut. Dengan memberikan visual yang menarik, Bendra berharap dapat menarik minat siswa SMA untuk bermain sekaligus belajar dengan permainan ini.
“Hingga akhirnya kami mengunjungi SMKN 1 Mojokerto untuk mengimplementasikan permainan tersebut,” tuturnya.
Dosen berkacamata ini berharap bahwa permainan Tata Harta bisa membuka kesadaran khalayak akan pentingnya permainan dalam proses belajar. Secara spesifik, Bendra berharap agar permainan ini bisa terus ada keberlanjutannya.
“Semoga konten-kontennya dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang keuangan,” tuturnya penuh harap. (msi/gol)
Load more