"Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Saya bisa merasakan kopi khas Indonesia yang lezat dan beragam, serta merasakan keramahan dan kehangatan warga Desa Kemiren. Saya juga belajar banyak tentang budaya dan tradisi suku Osing yang unik dan menarik. Saya merasa seperti menjadi bagian dari keluarga besar di sini,” katanya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan, selain bagian dari tradisi, Ngopi Sepuluh Ewu juga bertujuan menggerakkan sektor ekonomi kreatif berbasis kopi.
"Banyuwangi memiliki potensi kopi yang luar biasa, dan banyak anak muda yang menggarapnya dengan kemasan menarik. Festival ini menjadi ajang untuk mempromosikan kopi Banyuwangi ke pasar nasional dan internasional," kata Ipuk.
Bupati Ipuk juga mengajak para pengunjung menikmati kopi dan bersilaturahmi dengan sesama.
“Mari kita angkat cangkir kopi kita, berbagi cerita dan sempurnakan hari ini dengan persahabatan. Selamat menikmati festival kopi sepuluh ewu,” tutur Ipuk.
Sementara itu, Kepala Desa Kemiren Muhamad Arifin, Ngopi Sepuluh Ewu ini digelar bersama dengan perayaan Hari Jadi desa Kemiren pada tanggal 5 November.
"Kami sengaja mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan datang ke perayaan Desa Kemiren untuk merasakan kehangatan dan persaudaraan dalam setiap teguk kopi,” tutup Arifin. (hoa/gol)
Load more