Sidoarjo, tvOnenews.com - Polisi masih belum menyimpulkan penyebab tewasnya CA (21), mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair dalam mobil di Sidoarjo. Meski demikian, dari informasi yang diterima pihak kampus dan keluarga, korban diyakini bunuh diri. Dari beberapa fakta yang ada di TKP dan keterangan saksi .
Saat ditemukan, posisi korban berada di bangku kemudi dan mobil dalam kondisi mati. Kepala korban terbungkus plastik putih dan terdapat lakban di bagian leher dan ada selang yang di hubungkan dengan tabung gas helium.
Kanit Reskrim Polsek Waru AKP Ahmad Yani menyebut, bahwa korban ditemukan dengan kepala terbungkus plastik putih dan terdapat lakban di bagian leher.
Kemudian terdapat selang yang terhubung dengan tabung gas helium. Yani menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Juga tidak ada barang korban yang hilang.
Selain itu, polisi juga menemukan dua lembar surat wasiat berbahasa Inggris, dengan tulisan tangan korban. Surat wasiat tersebut ditujukan kepada keluarga dan sahabatnya, yang artinya:
“Dear Mama, terima kasih selama ini telah melindungiku, tetapi sekarang perlindunganmu terasa sia-sia. Aku tak pernah membuat keputusanku sendiri dalam hidup ini. Sekarang inilah bagiamana aku menujukkan kebebasanku.”
“Dear saudara laki-laki dan perempuanku, aku tak berharap kalian tak berakhir seperti aku. Kalian mungkin melihat aku sebagai anak yang cerdas. Aku nggak secerdas itu aku adalah seseorang yang bodoh yang tak pernah melihat dunia sebenernya.”
“Dear paman, terima kasih telah membukakan mataku untuk melihat dunia yang kejam ini. Tetapi bocah bodoh dan rapuh yang kamu cintai ini tak bisa berkawan dengan kenyataan.”
“Dear sahabat, kalian begitu kuat dan berani. Aku berharap bisa seperti kalian bahagia selemanya. Aku tahu kalian bisa. Maafkan aku. Aku sayang kalian.”
Menurut Dekan FKH Unair Prof Dr Mirni Lamid, korban sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Hewan (PPDH), program coasistensi dan sekarang masuk divisi di Laboratorium Parasitologi, lantai dua Kampus A Unair.
Prof Dr Mirni Lamid juga mengatakan bahwa korban adalah sosok yang baik. Korban juga memiliki banyak sahabat dan teman.
Pengakuan ayah korban, diketahui korban berasal dari Kediri. Gunawan, ayah sambung korban menduga putrinya itu bunuh diri.
Sedangkan saat mencocokkan isi surat wasiat dan tulisan korban lainnya, ditemukan kesamaan, sesuai pengakuan Gunawan.
Rekaman cctv sehari sebelum korban tewas, Satreskrim Polresta Sidoarjo menemukan bukti baru, yaitu lima rekaman CCTV korban tepat sehari sebelum tewas.
CCTV berasal dari tempat tinggal korban, yaitu di Apartemen Praxis Jalan Kayoon, Surabaya.
Rekaman pertama, korban terlihat memakai kaus putih, keluar kamar sendirian. Dia menenteng jaket berwarna biru, rambut dikuncir rapi dan menggunakan sendal selop. Rekaman kedua, korban berjalan memasuki lift menuju parkiran mobil.
Rekaman ketiga, terlihat korban saat berada di lift. Ia sempat berkaca melalui pantulan dinding lift. Rekaman keempat, korban keluar lift dan berjalan di menuju mobil miliknya, honda jazz hitam, AG 1484 BY.
Sedangkan rekaman terakhir, korban sudah berada di dalam mobil dan meninggalkan apartemen pukul 15.05 WIB.
Korban diyakini bunuh diri keyakinan itu disampaikan Dekan FKH Unair, Prof Dr Mirni Lamid maupun ayah sambung korban, Gunawan.
"Sebetulnya perlu saya jernihkan berita pertama yang dari pers Sidoarjo itu kan, anak saya seolah-olah meninggalnya karena pembunuhan dan lain sebagainya, itu enggak betul," kata Gunawan, Senin (6/11) kemarin.
Polisi memeriksa sembilan saksi, Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, telah memeriksa sembilan orang saksi. Mulai dari keluarga hingga kolega korban yang ada di kampus. (khu/far)
Load more