Probolinggo, tvOnenews.com – Momen Hari Pahlawan mengingatkan kita dengan perjuangan para pahlawan saat perobekan bendera Belanda di atas Hotel Yamato, Surabaya, 1945 silam. Peristiwa heroik dalam sejarah kemerdekaan RI ke-78 tahun berselang, ternyata ada satu pejuang kemerdekaan waktu itu, yang masih hidup sampai saat ini.
Mbah Amad, sosok veteran yang turut andil dalam peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato 19 September 1945 di Surabaya itu mengatakan, jika momen hari pahlawan ini, para generasi muda agar senantiasa berjuang mengisi kemerdekaan yang susah payah diraihnya dulu.
"Isilah kemerdekaan ini dengan semangat juang dan hal yang bermanfaat serta berguna bagi semua," katanya, Jumat (10/11).
Salah satu cara mengisi kemerdekaan adalah dengan berpegang teguh pada aturan pemerintah dan menghormati orang tua.
"Jangan belok kanan kiri, ikuti aturan dan terapkan pancasila. Karena perbuatan tersebut dasar membentuk generasi muda yang berkarakter di tengah krisis moral saat ini," imbuhnya.
Hebohnya, tanpa memakai jaket, Mbah Amad asyik bercengkrama di luar ruangan, di bawah kaki Bukit Ringgit. Dimana suhu udara saat itu, sekitar 19 derajat celcius.
"Saya sudah berusia 103 tahun, insyallah masih kuat dan sehat. Rumusnya konsisten serta bersyukur kepada Sang Kuasa," ucapnya.
Lebih lanjut, Mbah Ahmad menuturkan, bahwa masih nyata di benaknya terutama titah Bung Tomo, sebagai komandan kemerdekaan yang selalu bersemangat saat melawan Belanda, hingga gugurnya Jendral Mallaby dan kini terus terkenang di ingatannya.
"Salah satu pesan beliau itu, kami harus menanamkan rasa nasionalis dan tidak mudah menyerah. Itu yang terus kami pegang teguh hingga kini," kenangnya.
Warga Genteng Kali Surabaya ini mengungkapkan, saat terjadi gerakan melawan Belanda di Surabaya hingga perobekan bendera Belanda, dirinya mendapat tugas penting. Yakni untuk menyiapkan tangga.
"Dengan tekad bulat, tentara Kemerdekaan bisa naik ke puncak hotel dan merobek bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda. Menjadi sang saka Merah Putih. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya," terangnya.
Selain itu pada tahun 1965, Mbah Amad sempat mendapat tugas misi perdamaian di Kongo. Di tahun 2023 ini dirinya merupakan satu-satunya sosok pahlawan dan saksi sejarah dalam peperangan 10 November yang masih hidup.
"Kisah perjuangan dan prinsip hidup Mbah Amad pun, menjadi inspirasi pemuda Tengger. Termasuk bagi prajurit TNI yang kini masih aktif bertugas di wilayah Teritorial Probolinggo," jelasnya.
Sementara itu, Pelda Nurhuda Dodik, anggota Koramil Sukapura, mengaku bangga dan berkesan, lantaran bisa bercengkrama dengan veteran perang kemerdekaan RI di era 1945 silam.
"Bertemu dengan beliau merupakan suatu kehormatan, ibaratnya saya menemukan pusaka dalam misi keprajuritan saya," tuturnya.
Diketahui tokoh penting Mbah Amad telah menyempatkan diri, untuk bersilaturahmi dan mengobarkan semangat kemerdekaan pada pemuda Tengger. Salah satu jujugan veteran perang kemerdekaan ini adalah Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (msn/far)
Load more