Madiun, tvOnenews.com - Masih tertahannya bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk warga Gaza di Palestina di perbatasan Negara Mesir, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mangaku masih melakukan negosiasi dengan Negara Israel dan Palestina agar bantuan tersebut bisa masuk.
Panglima TNI mengatakan Pemerintah Indonesia sudah memiliki niatan baik untuk mengirim bantuan kemanusiaan baik makanan, minuman, pakaian hingga obat-obatan kepada warga Gaza Palestina yang menjadi korban perang.
Namun demikian, usaha tersebut masih terkendala belum mendapatkannya izin masuk oleh negara Israel. Kondisi yang sama juga dialami oleh negara-negara lain dimana bantuan kemanusaiaan mereka masih tertahan dan belum mendapatkan izin masuk.
“Kita tidak bisa mengintervensi di sana, karena prosedurnya seperti itu ya kita mengikuti prosedur yang ada. Karena negara lain juga sama dengan kita bantuan mereka masih tertahan,” kata Yudo Margono usai meresmikan monumen pesawat hawk-209 (tt-0229) di simpang empat exit tol dumpil Kabupaten Madiun, Sabtu (11/11).
Yudo mengaku, Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih berusaha melakukan negosiasi dan koordinasi dengan negara tersebut. Karena bantuan yang dikirimkan adalah bantuan kemanusiaan yang saat ini sangat dibutuhkan bagi warga Gaza korban perang.
Pemerintah berharap agar bantuan tersebut bisa segera tersalurkan dan bermanfaat bagi warga Gaza. Bahkan Yudo mengaku pihak pemerintah khususnya TNI masih terus menggalang donasi, mengumpulkan bantuan kemanusiaan yang rencananya akan kembali dikirim pada tahap ke dua.
Sementara itu, terkait kapal rumah sakit (medis) yang akan dikirim untuk bantuan kemanusiaan di Palestina, Yudo juga mengaku masih melakukan koordinasi dengan Israel. Karena untuk kapal medis harus mendapat tempat bersandar yang aman sehingga tidak menjadi sasaran target bom negara yang tengah berperang.
Seperti diketahui, bahwa banyak rumah sakit di Palestina sudah hancur di bom tentara Israel, sehingga saat ini banyak warga masyarakat Gaza yang luka-luka tidak terawat karena kondisi seperti itu.
“Kita memiliki 3 kapal rumah sakit, kita akan kirimkan satu namun untuk izinnya, nanti kita tempatkan kapal itu dimana masih kita koordinasikan dengan pihak Israel maupun Palestina. Karena kita tidak ingin setelah sampai di sana karena kurang komunikasi atau miss komunikasi malah kena bom,” imbuh Yudo.
Komunikasi dan koordinasi itu dilakukan untuk mendapat kejelasan nantinya dimana tempat bersandarnya kapal, dimana tempat operasi, dimana tempat perawatan dan seperti apa prosedur bagi para korban untuk bisa dirawat di kapal rumah sakit milik Indonesia.
“Saat ini, yang lebih dibutuhkan mereka adalah bantuan kemanusiaan, makanan, obat-obatan bukan berupa bantuan pasukan,” tutup Yudo. (men/gol)
Load more