Terkait kasus dugaan pemalsuan data yang dilaporkan, kata Bayu, dinilai sebagai sebuah tindakan fatal dan selalu berulang-ulang dilakukan.
"Jadi tidak baik dicontoh. Saya kemarin sudah lewat Komdis. Sebenarnya kan setelah komdis harus ada banding. Banding itu tidak direspon sampai detik ini. Jadi akhirnya saya melaporkan ke pihak kepolisian, bagaiamana ke depannya supaya ada jalan terbaik. Kalau didiamkan kan tidak ada solusi yang tepat dan yang terbaik bagaimana," ungkapnya kesal.
Terkait hasil yang dikeluarkan oleh Komdis, lebih lanjut pria yang merupakan mantan pemain Timnas Sepakbola Indonesia U-23 itu, menilai itu juga tidak profesional.
"Hasil Komdisnya juga menurut saya sangat lucu. Kalau dia bicara tentang regulasi, tim yang sudah melakukan kesalahan selama pertandingan menggunakan pemain yang tidak sah, seharusnya di diskualifikasi. Ini di hasil Komdisnya tetap bisa bermain. Itukan lucu. Itu yang saya beratkan juga,” ujarnya menegaskan.
Dengan adanya persoalan ini, Bayu menambahkan, pihaknya berharap kejadian serupa soal dugaan pemalsuan data pemain dapat dihentikan.
"Apalagi kita sekarang jadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Masak citra kita dirusak dengan hal-hal sepele seperti ini. Pencurian data orang lain itukan sudah fatal menurut saya. Harapan saya, sepak bola Jember bersih, ini kan event resmi Piala Soeratin U-13 dan U-15 agendanya PSSI," tandasnya.
Terpisah menanggapi laporan polisi yang dilakukan Bayu Gatra, Ketua Askab PSSI Jember Try Sandy Apriana mengatakan pihaknya mempersilahkan dengan adanya laporan polisi yang ditujukan kepada pihaknya.
Load more