Bojonegoro, tvOnenews.com - Kobaran gas flare di lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu semakin membesar dan semakin gemuruh suara yang dihasilkan. Hal ini telah mengganggu warga desa sekitar selama sepekan.
Flare setiap hari besar selama 24 jam, bahkan jarak dengan pemukiman warga tidak jauh sehingga terdampak pada lingkungan.
"Selain flare juga kadang muncul bau busuk hanya tidak sering," lanjut Pujianto.
Hal senada juga disampaikan warga Mojodelik, Sucipto, Flare yang disertai suara gemuruh pada malam hari sangat menggangu aktivitas malam warga kebisingan.
Kondisi suhu dirasakan warga lebih panas dibanding hari biasanya, dan suara gemuruh terjadi hingga malam hari.
“Ketinggian api kurang lebih 10 meter,” ungkap Jaimin, warga Dusun Samben, Kecamatan Mojodelik.
Warga terdampak pada pembesaran flare dan kebisingan gemuruh yang ditimbulkannya berharap, pihak perusahaan memberikan sosialisasi tentang kegiatan tersebut, karena selama ini tidak ada pemberitahuan pada warga maupun pemerintah desa.
Sementara dikonfirmasi Humas dan Juru Bicara EMCL Rexy Mawardijaya menyampaikan, peningkatan aktivitas flaring tersebut untuk menjaga operasi tetap aman. Namun, pihaknya tetap melakukan pemantauan.
“EMCL akan selalu melakukan pemantauan yang ketat. Dan aktivitas pemeliharaan ini tidak berpotensi menyebabkan bau," jawaban Rexy.
Pihak Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) memastikan, proses pemeliharaan akan berjalan dengan aman dan andal dengan melakukan pengukuran kualitas udara secara seksama. (dra/far)
Load more