Banyuwangi, tvOnenews.com – Petani bawang merah di Kabupaten Banyuwangi memiliki cara jitu mengatasi hama. Mereka menggunakan teknologi light trap untuk mencegah serangan ulat dan sejenisnya. Cara ini mampu mendongkrak hasil panen hingga 13 ton per hektare.
“Kita mulai gunakan teknologi ini tahun 2020. Berawal dari uji coba dan hasilnya maksimal,” kata Hendro Kurniawan, salah satu petani bawang merah di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Sabtu (18/11).
Penggunaan teknologi ini berawal dari banyaknya keluhan serangan hama bawang merah. Banyak petani yang gagal panen akibat hama kupu-kupu. Bahkan, dalam semalam, hektaran lahan bawang merah ludes diserang. Dari fenomena ini, petani mencoba menggunakan lampu LED yang dipasang di areal persawahan. Ternyata, hasilnya mengejutkan. Hama kupu-kupu menghilang, tak berani mendekat terkena sinar lampu.
Teknologi lampu ini juga menghemat penggunaan pestisida hingga 40 persen. Sehingga, menekan biaya produksi. Keuntungannya lagi, teknologi ini sangat ramah lingkungan.
“Tahun 2022, produksi kita sekitar 10 ton per hektare, tahun 2023 naik menjadi 13 ton per hektare,” jelasnya.
Cara kerja lampu ini adalah menarik perhatian kupu-kupu. Sehingga, mereka tidak langsung hinggap dan bertelur di daun bawang. Ketika kupu-kupu bertelur, mampu menghasilkan 2.000-3.000 butir telur. Ketika menetas, telur akan menjadi ulat dan merusak batang tanaman bawang.
“Inilah musuh utama petani bawang merah. Karena itu, kami mencari cara agar kupu-kupu tak sampai bertelur,” jelasnya lagi.
Saat ini, sebanyak 50 hektare lahan bawang merah di desanya menggunakan teknologi lampu ini. Sehingga, petani tak lagi diganggu serangan hama ulat daun.
“Teknologi ini tentunya sangat bagus. Kita akan dorong untuk menjadi pendongkrak produksi bawang merah di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (hoa/far)
Load more