Kini, lanjutnya, Gibran sudah memasuki tahap penguatan public speaking. Setidaknya ada pertumbuhan signifikan dari sisi kejelasan komunikasi, yakni teknik penyampaian ide atau pesan secara jelas dan terstruktur.
"Gibran relatif sudah menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh audiens. Mungkin karena sudah melibatkan konsultan? Saya nggak ngerti. Dulu dia sempat nyeletuk begitu di sebuah acara televisi," katanya sambil tersenyum.
Yang jelas, kata Kiky, kekuatan public speaking memiliki peran penting dalam panggung politik. Lewat public speaking, salah satunya, diharap mampu mendorong audiens agar terpengaruh, termotivasi, tergerak, atau setidaknya tertarik.
"Lewat teknik yang benar, public speaking membuat kita bisa mendapat perhatian. Sehingga ada ketertarikan, atau mempertahankan minat audiens," tegasnya.
Dari pengamatan terhadap sosok Gibran, mulai dari pertemuan dengan Prabowo Subianto saat deklarasi, pendaftaran di KPU, bertemu awak media saat tes kesehatan, hingga pengundian nomor urut capres dan cawapres, Gibran kini lebih tenang dan lebih terbuka.
"Ia memiliki keterampilan verbal dan non verbal cukup baik. Kalaupun ada persoalan lebih pada sisi intonasi dan volume suara. Juga gerak tubuh dan ekspresi wajah yang kurang mendukung pesan yang disampaikan," kata Kiky.
Beruntung, Gibran adalah tokoh publik yang secara karakter sudah lekat di media massa sejak 2014. Orang akhirnya cenderung maklum.
Load more