Surabaya, tvOnenews.com – Keberadaan nyamuk Aedes Aegypti menjadi permasalahan saat musim penghujan tiba. Nyamuk tersebut bisa membawa virus dengue yang berkaitan dengan penyakit demam berdarah.
Berbagai upaya pemerintah lakukan untuk menekan angka kejadian demam berdarah. Salah satunya dengan cara menyebarkan nyamuk Wolbachia. Tapi sayang upaya ini menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) memberi tanggapan terkait hal ini. Prof Dr Aryati dr MKes SpPK (K) menceritakan bahwa penelitian mengenai nyamuk Wolbachia telah melalui perjalanan panjang. “
Perjalanan Wolbachia ini sudah berlangsung lama sejak 2011,” ujarnya.
Prof Aryati telah bergabung menjadi bagian dari Tim Ahli Kajian Risiko Wolbachia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak 2016. Lalu pada 2017, pemerintah mulai melancarkan aksinya yang berjudul Applying Wolbachia to Eliminate Dengue (AWED). Bahkan analisis soal respon masyarakat terkait nyamuk Wolbachia telah terpikirkan sejak lama.
“Analisis soal kemungkinan terjadinya perdebatan oleh masyarakat sudah terpikirkan sejak dulu,” katanya.
Meski demikian proses pemantauan terkait nyamuk Wolbachia masih tetap berlangsung hingga saat ini. Selain Indonesia, ada negara lain yang telah menggunakan inovasi nyamuk ini seperti Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, hingga Meksiko.
Load more