“Dalam fenomena kenaikan harga rokok, jika dinaikkan 100 persen, hanya menurunkan empat batang dalam satu pak rokok, ini menjadi tantangan dan sangat diperlukan peran dan edukasi untuk mengurangi prevalensi merokok dan menciptakan lingkungan sehat,” tukasnya.
Selain dari para narasumber, partisipasi aktif dari berbagai kalangan termasuk mahasiswa, akademisi, dan praktisi kesehatan, memberikan dinamika yang kaya dalam sesi tanya jawab.
Salah satu peserta, Siti Rahma, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unusa, menuturkan, "Sangat menginspirasi mendengar langsung dari para ahli, dan ini memberikan pemahaman lebih tentang dampak positif kawasan tanpa rokok bagi kesehatan masyarakat”.
Diharapkan, melalui kegiatan ini kesadaran masyarakat terkait bahaya rokok dapat semakin meningkat. Termasuk yang disampaikan oleh Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.
"Unusa sebagai bagian dari NU dan institusi pendidikan berupaya penuh mewujudkan KTR salah satunya melalui edukasi dalam talkshow ini, harapannya ini menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat di Surabaya, dan seterusnya di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Hal tersebut menunjukkan kontribusi positif Unusa terhadap upaya bersama dalam mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Talkshow International Tobacco Control Research Network 2023 di Unusa bukan sekadar forum diskusi, lebih dari itu, acara ini menjadi momentum untuk membangun kesadaran bersama tentang bahaya rokok dan upaya kolektif dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang. (msi/far)
Load more