Gresik, tvOnenews.com - Pascakasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum kiai sebuah pondok pesantren di Pulau Bawean Gresik kepada santrinya, sejumlah kalangan tokoh masyarakat Pulau Bawean pun mulai merespon. Diantaranya ada yang meminta agar pihak kepolisian menghukum berat pelaku. Meskipun pelaku termasuk tokoh pemuka agama yang punya pondok pesantren.
“Hukum harus ditegakkan kepada siapa saja. Meskipun itu kiai,” tegas mantan Ketua PCNU Bawean itu.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua PCNU Bawean, kiai Ali Azhar. Dirinya mengajak masyarakat untuk menghormati hukum kepada pelaku.
“Kita semua harus menghormati prosesnya. Pengadilan yang akan memutuskan nantinya,” tuturnya pada awak media.
Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Tambak Moh Salim juga mengutarakan sikapnya. Dirinya mengutuk keras kasus tersebut. Pihaknya berterimakasih kepada aparat penegak hukum yang sudah melakukan proses penangkapan.
“Mari kita kawal kasus ini. Utamanya tokoh agama dan masyarakat Bawean, yang punya kepedulian terhadap anak dan perempuan di Bawean,” tandasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, kasus oknum pelaku pencabulan yakni NS seorang kiai yang diduga melakukan aksi pencabulan pada santrinya itu sudah menjadi perbincangan masyarakat. Jauh sebelum menjadi kiai dan membangun Yayasan Pondok Pesantren Tahfidh Hidayatul Qur'an As Syafi'i di Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean pada Oktober 2014 silam. Pelaku berprofesi sebagai guru agama dan kaligrafi atau hot di salah satu sekolah di wilayah Kecamatan Sangkapura.
"Pelaku memang dikenal dengan senang dengan perempuan. Bahkan ada cerita, kiai tersebut pernah melakukan nikah siri,” ucap tetangga rumah pelaku yang enggan disebut namanya.
Hingga kini, kasus tersebut masih dilakukan penyidikan oleh jajaran Polres Gresik.
“Sekarang tim dari Unit PPA Polres Gresik turun ke Bawean. Nanti kami sampaikan perkembangan lebih lanjut,” ujar Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan. (mhb/far)
Load more