Gresik, tvOnenews.com - Belakangan muncul fakta baru dalam kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum kiai kepada santriwatinya di Pulau Bawean, Gresik. Pihak keluarga korban mengaku jika sejumlah pihak melakukan intervensi hingga intimidasi kepada keluarganya, dengan tujuan meminta laporan korban di kepolisian dicabut.
Adanya intervensi yang dialami keluarga korban pasca pelaporan kasus pencabulan tersebut diantaranya datang dari terduga pelaku NS beserta istrinya, untuk meminta korban mencabut laporan dugaan pencabulan yang dilakukan oleh NS salah satu pengasuh Ponpes Tahfidhul Qur'an Hidayatul Qur'an As Syafi'i, Dusun Kalimalang, Desa Daun, Sangkapura, Pulau Bawean, kepada santriwatinya.
Hal tersebut disampaikan oleh YF sang ayah korban kasus dugaan pencabulan. Dikatakannya jika setelah kasus tersebut dilaporkan ke pihak Polres Gresik, dan beritanya tersebar di masyarakat Bawean, pihak keluarga pondok, dan sejumlah oknum mendatangi rumahnya.
“Mereka semua meminta saya dan istri saya mencabut laporan di Polres Gresik,” ungkapnya pada awak media di rumahnya di Pulau Bawean.
Bahkan YF mengaku, ada dari salah satu utusan pondok yang datang ke rumahnya melakukan intimidasi dengan mengatakan kepada keluarganya, bahwa kalau kasus itu diteruskan ke ranah hukum akan kalah. Sebab tidak ada saksi dan bukti.
"Nanti kalau tetap ke ranah hukum, kamu akan terjebak. Sebab tidak ada saksi dan bukti,” tuturnya saat menirukan perkataan pria yang merupakan oknum sebuah lembaga masyarakat di Bawean.
YF juga menambahkan, adanya intervensi tidak berhenti disitu saja, ada juga yang datang dari oknum salah satu caleg Dapil Bawean, yang meminta keluarga korban mencabut laporannya.
Load more